TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyangsikan manuver mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto yang berencana menempatkan para loyalisnya di Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut dia, manuver itu akan menuai reaksi dari anggota Fraksi Golkar yang berlatar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia. "Masak, sih mau digusur?" ujarnya, Rabu, 6 Januari 2016.
Manuver perombakan dilakukan Setya Novanto pascaditunjuk Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sebagai calon Ketua Fraksi Golkar. Mantan Ketua DPR, yang mengundurkan diri akibat tersandung kasus PT Freeport, itu berencana menempatkan Aziz Syamsuddin sebagai Sekretaris Fraksi Golkar menggantikan Bambang Soesatyo.
BACA: Bambang Soesatyo Setuju Golkar Gelar Munas Gabungan, Asalkan...
Novanto juga menempatkan orang kepercayaannya, Robert Kardinal, sebagai Bendahara Fraksi. Ia juga meminta pemimpin DPR mengesahkan Kahar Muzakir sebagai Ketua Badan Anggaran menggantikan posisi Ahmadi Nur Soopit. Kahar adalah wakil Golkar di Mahkamah Kehormatan Dewan, yang secara gamblang membela Novanto dalam skandal Freeport.
Menurut Bambang, manuver itu tak mungkin dibiarkan anggota Fraksi Golkar. Apalagi, dari 91 anggota fraksi, 60 di antaranya merupakan kader SOKSI, organisasi pendiri Partai Golkar yang saat ini diketuai Ade Komaruddin. Ade Komaruddin merupakan kandidat Ketua DPR yang akan menggantikan posisi Novanto.
BACA: Noor Supit Tolak Digeser Ical dan Setya Novanto dari Banggar
Bambang menjelaskan, surat yang dilayangkan Novanto cacat dari segi prosedur. Sebab, penunjukkannya sebagai ketua fraksi belum sah. Legalitas Novanto akan dibahas dalam rapat pimpinan dan badan musyawarah, lalu disetujui dalam rapat paripurna. "Perombakan fraksi baru sah setelah Ade Komaruddin dilantik sebagai Ketua DPR," ujarnya.
Karena itu, kata Bambang, Novanto hendaknya tak terburu-buru mengambil keputusan. Posisinya sebagai ketua fraksi baru akan definitif setelah Ade Komaruddin melepas jabatan tersebut. Jika mekanisme itu memakan waktu, posisi bisa jadi dipercayakan kepada pelaksana tugas. "Ada julukan baru: ‘Papa Nggak Sabaran’," ujar Bambang berseloroh.
BACA: Siapa Beri Pengaruh Buruk pada Golkar, Kubu Ical atau Agung?
Ketika rekaman percakapan Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan bos PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, terungkap, netizen mempopulerkan tagar #PapaMintaSaham. Sebutan itu mengacu pada permintaan sejumlah saham oleh Setya Novanto kepada Maroef.
RIKY FERDIANTO
SIMAK JUGA:
Yasonna dan Wapres Kalla Siapkan Penyelesaian Konflik Golkar
Akbar Tandjung: Nurdin Halid Tak Punya Kontribusi di Golkar