TEMPO.CO, Banjarbaru - Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Benny Indra Pujihastono mengatakan solusi jangka pendek mengatasi kebakaran hutan di teritorialnya melalui penyekatan sungai. Sebelum menyekat sungai, pihaknya melihat apakah debit air sungai memungkinkan untuk dibuat sekat-sekat dengan radius beberapa meter.
Ia mengakui upaya ini bentuk solusi jangka pendek. "Intinya ada beberapa kemungkinan untuk membuat semacam saluran air. Kalau aliran sungai ini cukup bagus, kami akan bikin sekat-sekat untuk menampung debit air pada titik tertentu. Air ini yang dipompa untuk memadamkan api, besok mulai dibikin," kata Mayor Jenderal Benny, saat meninjau upaya pemadaman di Desa Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Jumat, 25 September 2015.
Strategi yang sama, kata dia, juga diterapkan pada beberapa titik kebakaran di Kalimantan Tengah. Khusus di Kalimantan Selatan, ia berfokus membikin sekat sungai untuk kawasan sekitar Bandara Syamsudin Noor. Sebab, kebakaran lahan di Banjarbaru berdampak buruk terhadap aktivitas penerbangan di bandara itu.
Saat ini, kebakaran lahan di Kota Banjarbaru dalam radius 186 hektare, yang mengepung kawasan bandara. Pantauan Tempo di lapangan, TNI dan Polri mulai membikin sumur-sumur kecil di tengah lahan gambut yang terbakar. Pembuatan sumur bertujuan mencari sumber air yang nantinya digunakan untuk pemadaman. Upaya ini menyusul sulitnya pasokan air dan minimnya sarana mobil pemadam.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, meminta dibuat kanal-kanal gambut untuk mengantisipasi kebakaran lahan. Menurut Presiden, kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan, karena di bawah permukaan sejatinya masih membara. "Utamanya gambut untuk bikin kanal. Kalau sudah ada kanal, air terus ada, jadi enggak kebakaran," katanya.
DIANANTA P. SUMEDI