TEMPO.CO, Purwokerto - Puluhan orang dari mahasiswa dan aktivis masyarakat dari Aliansi Masyarakat Banyumas Dukung KPK menggelar aksi di Markas Kepolisian Lalu Lintas Polres Banyumas. Mereka memberikan bunga untuk patung polisi dan polisi tidur yang dinilai lebih bersih dibandingkan dengan polisi sungguhan.
"Kami sudah muak dengan praktik korupsi. Kami muak dengan pelemahan KPK," kata koordinator aksi, Barid Hardiyanto, dalam orasinya, Ahad, 7 Oktober 2012.
Selain aktivis LSM, aksi tersebut juga diikuti oleh mahasiswa, pengacara publik, tokoh masyarakat, dan jurnalis. Sebelum aksi berlangsung, aparat polisi sempat hendak mengambil patung polisi. Namun, karena terlalu berat, mereka urung memindahkan patung itu.
Ada dua patung yang terbuat dari bahan semen di markas polisi itu. Masing-masing sedang mengambil posisi memberi hormat dan salah satu patung polisi, yang kebetulan berkumis, sedang dalam posisi istirahat. Kedua patung ini tak bisa dipindahkan sebelum aksi dimulai karena tertanam dengan semen.
Barid mengatakan penghormatan terhadap patung polisi dimaksudkan agar polisi sungguhan berhenti mengkriminalisasi setiap institusi yang berusaha membersihkan institusi kepolisian dari tindakan korupsi. Ia mencontohkan, setiap kali KPK berusaha mengungkap kasus korupsi di lembaga kepolisian, ada saja cara untuk mengkriminalisasi KPK.
Kasus terakahir juga dilakukan dengan mengkriminalisasi Novel Baswedan yang merupakan penyidik kasus simulator SIM. Apalagi pengepungan yang dilakukan oleh polisi beberapa hari lalu dinilai sudah sangat arogan.
Selain memberikan bunga, mereka juga menempeli patung polisi dengan amplop berwarna putih dengan tulisan "upeti". "Kami berharap masih ada polisi berintegritas seperti Novel Baswedan yang berani membersihkan intitusi Polri dari perampokan uang negara. Kalian harus berani, meski harus berhadapan dengan jenderal kalian," ujar Barid, sambil mengacungkan jari kepada polisi yang melihat aksi itu.
Irfan, mahasiswa STAIN Purwokerto, mengatakan bangsa ini miskin gara-gara perilaku koruptif seperti yang dipertontonkan oleh polisi. "Ketika upaya untuk mengungkap tindak pidana korupsi dilakukan oleh KPK, polisi justru membuat setting-an kriminalisasi yang sangat tidak masuk akal," katanya.
Menurut dia, rakyat bukanlah orang bodoh yang bisa percaya begitu saja terhadap skenario aneh yang dibuat oleh polisi. Ia berharap KPK dan masyarakat sipil yang pro terhadap pemberantasan korupsi bisa bersatu.
Yoyok Sukoyo, tokoh masyarakat Banyumas, mengatakan upaya pelemahan KPK saat ini terlihat sangat gamblang. "Serangan koruptor terjadi dari mana saja. Melalui DPR dan kali ini melalui polisi," katanya. Ia berharap masyarakat bisa menyelamatkan kepolisian dari cengkeraman koruptor.
ARIS ANDRIANTO