TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rupanya masih memikirkan pemberitaan media tentang kasus Bank Century dan kasus pidana Antasari Azhar yang disebut-sebut sebagai rekayasa. Kedua kasus ini menjadi catatan khususnya ketika menyampaikan pidato dalam acara pelantikan menteri kabinet hasil perombakan (reshuffle) di Istana Negara Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2011. Hal itu menjadi catatan khusus pertama yang ia sampaikan.
"Masih sering digulirkan di arena media massa yang dianggap sebagai rekayasa, penyelesaian kasus Bank Century dan rekayasa kasus Antasari," katanya. SBY pun memerintahkan agar penyelesaian masalah ini dituntaskan dan dijelaskan segamblang-gamblangnya kepada rakyat.
"Bicaralah para penegak hukum. Kita memerlukan kebenaran dan kejelasan. Para penegak hukum harus bicara dan bersama-sama mencegah berkembangnya syakwasangka di negeri ini," kata dia. SBY juga meminta agar tidak mencampuradukkan antara politik dan hukum.
"Kebenaran adalah kebenaran, keadilan adalah keadilan, cegah campurnya politik dan hukum. Politik adalah politik, hukum adalah hukum. Mari kita cegah saling curiga."
Pesan khusus SBY yang lain terkait dengan kontrak kerjasama antara Indonesia dengan dunia usaha asing. Kontrak yang dibuat puluhan tahun lalu itu tidak serta merta harus dibatalkan, tetapi dibicarakan kembali. Sehingga bisa bisa lebih memberikan keuntungan untuk masyarakat.
SBY juga menyoroti kebijakan khusus di Aceh dan Papua, percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia serta bisnis pertambangan, termasuk batubara. "Banyak masukan, kritik dan rekomendasi. Mari pastikan bisnis bidang pertambangan benar-benar tidak merusak lingkungan. Dan memberi manfaat untuk masyarakat lokal indonesia," ujarnya.
KARTIKA CANDRA