Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Widodo Jadi Guru Besar Kecerdasan Buatan di Universitas Binus

image-gnews
Prof. Dr. Widodo Budiharto, Guru Besar bidang Kecerdasan Buatan yang baru dikukuhkan oleh Universitas Bina Nusantara bersama dengan hasil karyanya kursi roda yang digerakkan dengan kemampuan otak. Tempo/Syafiul Hadi
Prof. Dr. Widodo Budiharto, Guru Besar bidang Kecerdasan Buatan yang baru dikukuhkan oleh Universitas Bina Nusantara bersama dengan hasil karyanya kursi roda yang digerakkan dengan kemampuan otak. Tempo/Syafiul Hadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Bina Nusantara mengkukuhkan Prof  Dr Widodo Budiharto, S.Si., M.Kom sebagai guru besar termuda bidang kecerdasan buatan.  Prof Widodo dikukuhkan di Auditorium Binus, Kampus Anggrek Jakarta pada Rabu, 23 Agustus 2019.

Rektor Bina Nusantara (Binus), Harjanto Prabowo mengaku bangga mengukuhkan guru besar termuda di kampusnya.

"Kita sangat bangga dan menyambut guru besar kita yang baru di bidang kecerdasan buatan," ungkap dia.

Prof. Widodo mendapatkan gelar guru besar pada usia yang cukup muda yaitu 40 tahun. Dia mengatakan bidangnya di kecerdasan buatan atau artifisial inteligence yaitu mengembangkan sistem yang dapat berpikir dan berprilaku secara cerdas.

"Sistem komputer yang kita kembangkan, sistem aplikasi yang kita kembangkan, sistem robot yang kita kembangkan, itu dia bisa berpikir sendiri," katanya.

Dalam bidang kecerdasan buatan yang dia tekuni,  Widodo menyebutkan pentingnya kecerdasan buatan untuk masa sekarang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Karena kata kunci kehidupan masa depan kita adalah hidup bersama robot," ujar dia.

Harjanto menjelaskan bidang kecerdasan buatan memiliki masa depan yang cerah di era teknologi seperti sekarang. "Salah satu komplemen penting dalam digital trasformation yaitu artifisial inteligence," katanya.

Widodo menjadi guru besar termuda bidang kecerdasan buatan di Binus. Prestasinya antara lain memiliki 9 hak kekayaan intelektual di bidang kecerdasan buatan.  Salah satu produk robotnya adalah kursi roda yang dapat bergerak dengan kemampuan otak.

SYAFIUL HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kemendikbudristek Jelaskan Kriteria Asesor dalam Proses Pengajuan Guru Besar

4 hari lalu

Direktur Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Lukman. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Kemendikbudristek Jelaskan Kriteria Asesor dalam Proses Pengajuan Guru Besar

Kemendikbudristek mengatakan hasil desk evaluasi mencatat sebanyak 253 orang calon asesor yang akan mengikuti tes asesmen


Agar Skandal Guru Besar Tak Terulang, Kemendikbudristek Cegah dengan Sosialiasi Aturan

4 hari lalu

Direktur Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Lukman. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Agar Skandal Guru Besar Tak Terulang, Kemendikbudristek Cegah dengan Sosialiasi Aturan

Kemendikbudristek mengimbau kepada masyarakat yang memiliki bukti dugaan pelanggaran pengajuan guru besar dapat melaporkannya


Syarat Pengajuan Guru Besar Tak Berubah, Kemendikbudristek Hanya Gunakan Screening Awal

4 hari lalu

Para politikus dan dosen berlomba mendapatkan guru besar dan profesor. Mereka melakukannya dengan cara culas: memakai jurnal predator dan bersekongkol dengan para asesor di Kementerian Pendidikan.
Syarat Pengajuan Guru Besar Tak Berubah, Kemendikbudristek Hanya Gunakan Screening Awal

Kemendikbudristek menyatakan persyaratan pengajuan guru besar tidak ada perubahan, meski banyak menemukan pelanggaran di tahun sebelumnya.


Deretan Rektor yang Tak Mau Cantumkan Gelar di Dokumen kecuali Urusan Akademik

5 hari lalu

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Fathul Wahid. Tempo/Pribadi Wicaksono
Deretan Rektor yang Tak Mau Cantumkan Gelar di Dokumen kecuali Urusan Akademik

Sejumlah rektor menyatakan tidak mencantumkan gelar mereka di surat dan dokumen, kecuali yang berhubungan dengan urusan akademik


Unair Minta Guru Besar Tidak Tulis Gelar di Luar Kepentingan Akademik, Rektor: Bentuk Sakralisasi

7 hari lalu

Rektor Unair M. Nasih sebut guru besar tidak perlu tulis gelar di luar kepentingan akademik, Jumat, 19 Juli 2024. Foto: Hanaa Septiana/TEMPO
Unair Minta Guru Besar Tidak Tulis Gelar di Luar Kepentingan Akademik, Rektor: Bentuk Sakralisasi

Nasih juga menyarankan penilaian guru besar harus lebih kuat dan disaring lagi.


Skandal Guru Besar, Rektor Unair Sarankan Penilaian dengan Digitalisasi

7 hari lalu

Rektor UNAIR Prof Nasih saat acara Tasyakuran Dies Natalis ke-68 UNAIR. Foto: PKIP UNAIR
Skandal Guru Besar, Rektor Unair Sarankan Penilaian dengan Digitalisasi

Kecurangan yang terjadi diakibatkan karena proses penilaian guru besar masih melibatkan manusia atau orang.


Rektor UII Ogah Pakai Titel, Minta Gelar Akademik Tak Ditulis di Dokumen Kampus

8 hari lalu

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Fathul Wahid. Tempo/Pribadi Wicaksono
Rektor UII Ogah Pakai Titel, Minta Gelar Akademik Tak Ditulis di Dokumen Kampus

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid tak ingin adanya jabatan profesor menambah jarak sosial di lingkungan kampusnya.


Pernyataan Akademik Paguyuban Profesor Jabar-Banten Kritik Aturan Soal Profesor Kehormatan

8 hari lalu

Para politikus dan dosen berlomba mendapatkan guru besar dan profesor. Mereka melakukannya dengan cara culas: memakai jurnal predator dan bersekongkol dengan para asesor di Kementerian Pendidikan.
Pernyataan Akademik Paguyuban Profesor Jabar-Banten Kritik Aturan Soal Profesor Kehormatan

Paguyuban Profesor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah Jawa Barat dan Banten membuat pernyataan akademik terkait masalah penetapan dosen dalam jabatan akademik guru besar atau profesor. Ketua Umum Paguyuban tersebut, Eddy Jusuf Supardi mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki ketentuan peraturan perundang-undangan dan proses penetapan profesor sesuai hakikatnya.


Asosiasi Profesor Minta KPK Usut Skandal Guru Besar

9 hari lalu

Ilustrasi wisuda. shutterstock.com
Asosiasi Profesor Minta KPK Usut Skandal Guru Besar

API berencana mengirim surat ke KPK untuk segera mengusut kebijakan dan praktik pengabaian aturan dalam proses pengangkatan guru besar.


Asosiasi Profesor Minta Mendikbud Hentikan Proses Pengangkatan Guru Besar yang Langgar Aturan

9 hari lalu

Para politikus dan dosen berlomba mendapatkan guru besar dan profesor. Mereka melakukannya dengan cara culas: memakai jurnal predator dan bersekongkol dengan para asesor di Kementerian Pendidikan.
Asosiasi Profesor Minta Mendikbud Hentikan Proses Pengangkatan Guru Besar yang Langgar Aturan

Guru Besar hanya boleh disandang untuk dosen yang aktif bekerja sebagai pendidik di perguruan tinggi.