TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Indonesia dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, Benedict Richard O'Gorman Anderson atau Ben Anderson, meninggal di sebuah hotel di Batu, Malang, Minggu, 13 Desember 2015. Ronny Agustinus, editor penerbit Marjin Kiri, menuturkan Ben sempat jalan-jalan ke Petirtaan Jolotundo, Mojokerto, Jawa Timur. Ben lalu beristirahat di Batu, Malang.
"Malamnya, Om Ben sempat bangun terus ke kamar mandi. Dari kamar mandi, tidur lagi terus ngoroknya aneh," kata Ronny, Minggu, 13 Desember 2015.
Kawannya yang bernama Edu dan sopir berusaha membangunkan tapi tidak bisa. Mereka berpikir, Ben tertidur lelap. Namun, badan Ben mulai membiru dan ketahuan ada yang tidak beres. Mereka menelepon beberapa rumah sakit terdekat tapi tak ada yang menjawab. "Jadi cukup lama enggak tertangani di hotel," kata Ronny.
Ben, 79 tahun, lahir di Kunmig, Tiongkok, pada 26 Agustus 1936. Dia pernah dilarang masuk ke Indonesia pada zaman Soeharto gara-gara karya tulisnya soal gerakan Partai Komunis Indonesia pada 1965 yang disebut sebagai "Cornell Paper". Dia baru berkunjung lagi ke Indonesia pada 1999.
Ben ke Indonesia untuk mengisi kuliah umum bertema anarkisme dan nasionalisme di kampus Universitas Indonesia, Depok, Kamis, 10 Desember 2015. Kegiatan ini diselenggarakan penerbit Marjin Kiri, Program Studi Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, dan majalah Loka.
Ronny adalah penerjemah buku Ben, yaitu Di Bawah Tiga Bendera: Anarkisme Global dan Imajinasi Antikolonial. Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.
ARIF ZULKIFLI | REZKI ALVIONITASARI