Perajin Lokal Belum Terpengaruh Impor Cangkul dari Cina  

Minggu, 6 November 2016 16:24 WIB

Warga menggunakan cangkul dalam mengambil Abu Vulkanik erupsi Gunung Sinabung di desa Sigarang-Garang, Karo Sumatra Utara, (10/2). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Tulungagung - Perajin cangkul di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, belum terpengaruh kebijakan pemerintah yang membuka keran impor cangkul dari Cina demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

"Sejauh ini volume permintaan masih sama seperti biasanya. Tidak ada yang berkurang, malah trennya naik," kata Sugiyanto, perajin cangkul di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung, Ahad, 6 November 2016. Ia mengaku belum tahu-menahu kebijakan cangkul impor dari Cina yang mulai ramai di media.

Baca juga: Petani di Sulawesi Selatan Tolak Cangkul Impor

Sugiyanto bersama ayah dan kerabat orang tuanya yang sama-sama menggeluti dunia pandai besi cangkul mengatakan cukup percaya diri bersaing dengan produk impor sekalipun karena kualitas buatan mereka baik.

"Kami berani beri garansi apabila cangkul hasil produksinya rusak sebelum berumur satu tahun. Saya akan ganti jika cangkul rusak belum sampai satu tahun. Kami siap memperbaiki kembali," katanya.

Hendri, perajin besi lainnya, mengatakan cangkul buatannya lebih bermutu dibanding cangkul impor. Hal itu bisa dilihat dari segi kualitas bahan baku maupun ketajaman cangkul.

Cangkul buatan Hendri terbuat dari besi dan baja berkualitas, sehingga lebih kuat tajam serta awet. "Kalau cangkul impor diindikasikan bahan bakunya besi kurang bagus dan ketajamannya kurang," katanya.

Perajin cangkul lain, Wasidi, menuturkan para petani di daerahnya yang selama ini menjadi pelanggan memilih cangkul lokal. Para petani tidak suka menggunakan cangkul buatan Cina. Sebab, tidak sesuai dengan kondisi tanah di daerah setempat, dan mudah patah.

Pasalnya, kata Wasidi, lahan pertanian dan perkebunan di wilayah Jawa dan Kabupaten Tulungagung pada khususnya memiliki struktur tanah agak padat sehingga untuk mengolahnya memerlukan cangkul yang tajam dan terbuat dari besi baja kualitas baik. "Struktur tanah di Jawa padat, diperlukan cangkul yang terbuat dari besi baja," katanya.

Simak pula: Pemerintah Tegaskan Jumlah Cangkul Impor Sangat Kecil

Ia menjelaskan cangkul produksi lokal yang sering digunakan para petani juga mempunyai bentuk berbeda, disesuaikan kondisi tanah di lahan pertanian atau perkebunan masing-masing.

Para perajin memproduksi dua jenis cangkul meliputi cangkul dengan ukuran 18 x 28 sentimeter dan cangkul ukuran 19 x 29 sentimeter. "Dua jenis cangkul tersebut dijual dengan harga Rp 300 ribu dan Rp 350 ribu setiap buahnya," katanya.

Didik menambahkan, pandai besi di lokasinya mampu memproduksi cangkul sekitar 300 buah cangkul setiap bulannya. Hasil produksi dipasarkan di wilayah Tulungagung, kota-kota di Jawa Timur, hingga luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Maluku, dan Papua.

ANTARA

Baca juga:
Polri Buka Gelar Perkara Kasus Ahok, Pengamat Hukum: Bahaya
Blusukan Djarot Batal karena Ada Penolakan dan Mobilisasi
Demo 4 November, Wimar Witoelar: FPI Bukan Tuhan

Berita terkait

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

9 jam lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

12 jam lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

1 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

2 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

4 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

5 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

6 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya