Marak Pungli dan Perizinan Sulit, Jokowi Jengkel ke Gubernur  

Reporter

Editor

hussein abri

Kamis, 20 Oktober 2016 16:25 WIB

Pegawai BPN Nakal, Jokowi Akan Tindak Tegas. TEMPO/Hand Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menunjukkan kejengkelan kepada kepala-kepala daerah. Di depan puluhan kepala daerah di Istana Kepresidenan, dari gubernur sampai wakil gubernur, Jokowi mengaku kesal karena kasus pungutan liar dan sulitnya perizinan masih marak di daerah.

"Keluhan soal pungli masih banyak ke saya. Ini persoalan yang harus diselesaikan. Pungli telah membuat masyarakat kita susah untuk mengurus sesuatu," ucap Jokowi saat membuka rapat koordinasi kepala daerah di Istana Kepresidenan, Kamis, 20 Oktober 2016.

Terkait dengan pungli, tutur Jokowi, kepala daerah tidak boleh melihat kasus dari besar pungutannya. Jokowi berujar, mau pungutan itu bernilai ribuan atau jutaan, itu tetap harus dibasmi. Sebab, jika dibiarkan, akan semakin parah dan semakin dianggap wajar oleh masyarakat.

Jokowi berharap tiap kepala daerah memiliki terobosan atau strategi untuk mengurangi pungli. Jika inovasi itu dipadukan dengan operasi Saber (Sapu Bersih) Pungli, Jokowi yakin pungli tidak akan ada lagi di lembaga-lembaga pemerintah.

"Apa pun yang berkaitan dengan pungutan tidak resmi, mulai kurangi dan hilangkan. Kalau kita bersatu padu, operasi Saber Pungli bisa efektif," ujar Jokowi.

Terkait dengan sulitnya perizinan, Jokowi mengklaim ada ribuan keluhan dari banyak pihak. Keluhan terbaru datang tadi pagi ketika sejumlah pebisnis dari Amerika Serikat berkunjung ke Istana Kepresidenan untuk menjajaki kerja sama baru.

Keluhan terbaru yang ia terima, kata Jokowi, adalah banyaknya izin yang harus diurus untuk hal yang sederhana. Bahkan, ucap dia, syarat dan rekomendasi pun sampai dijadikan izin.

"Tadi ada yang ngeluh hitung izin sampai 2.000 lembar. Kalau dari pusat hingga daerah, totalnya bisa sampai 20 ribu. Lama-lama investor enggak akan tahan," ujar Jokowi.

Jokowi meminta para kepala daerah memanggil para kepala dinas dan menegaskan kembali perlunya penyederhanaan perizinan. Jika hal itu dibiarkan, tutur ia, peringkat Ease of Doing Business Indonesia, yang sempat naik sebelas peringkat dari posisi 120 menjadi 109, bisa turun lagi.

"Thailand sekarang peringkatnya 49, Malaysia 18. Perlu saya ingatkan soal itu agar kembali lihat diri sendiri, izinnya sudah disederhanakan atau belum," tutur Jokowi.

Jokowi mengaku masih punya banyak keluhan lain selain dua hal itu yang berpotensi mengganggu daya saing ekonomi Indonesia. "Saya akan blakblakan kalau wartawan sudah enggak ada," ujarnya.

ISTMAN M.P.

Baca Juga:
Begini Penjelasan Gamawan Kepada KPK soal Proyek E-KTP
Perangi Pungli, Bea Cukai Gunakan PDE Berbasis Internet
Wakil Dubes AS Temui Jokowi Jajaki Kerjasama Baru




Berita terkait

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

44 menit lalu

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

Ada 500 undangan naratetama atau VVIP dan Ketua DPR Puan Maharani di antara welcoming dinner delegasi World Water Forum ke-10 di Bali malam ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

3 jam lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

6 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

7 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

7 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

10 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

11 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

12 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

16 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 hari lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya