Polri Minta Biaya Penyidikan Rp 18 Triliun

Reporter

Editor

Kamis, 22 Juni 2006 01:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Makbul Padmanegara mengakui penyidik bekerja dengan biaya minim. Berdasarkan jumlah kejahatan sepanjang tahun 2005 sebanyak 217 ribu, idealnya dibutuhkan Rp 18 triliun. Sedangkan untuk menangani kejahatan trans nasional diperkirakan memerlukan Rp 160 juta per kasus. Kejahatan kelas berat perlu Rp 125 juta per kasus, kasus kelas sedang butuh Rp 60 juta dan kejahatan ringan Rp 10 juta. Sekarang kami masih menggunakan standar lama yang belum dipenuhi, ujar Makbul pada rapat dengan Komisi III DPR tadi malam.Surat keputusan Kepala Polri tahun 2004 menetapkan standar Rp 3,6 triliun setahun. Surat menganggarkan biaya penyidikan untuk kejahatan trans nasional hanya Rp 25 juta per kasus, kejahatan berat Rp 14 juta, kejahatan sedang Rp 9,3 juta dan kejahatan ringan hanya Rp 4,7 juta. Kasus yang dibiayai hanya kasus yang terungkap. Kalau indeks ini dipenuhi mungkin agak mendingan, jumlahnya Rp 3,6 triliun. Tapi kenyataan yang bisa didapatkan sekitar Rp 99 miliar, ujar Makbul. Padahal, makin sulit pembuktian makin tinggi biaya penyidikannya. Biaya penyelidikan seperti untuk jasa informan, dokumentasi, akomodasi, transportasi, telekomunikasi dan penyamaran juga cukup tinggi. Makbul mengakui lantaran biaya penyidikan yang kurang ini banyak anggotanya melakukan tindakan tidak terpuji. Bila penyidik ditindak keras sementara tidak ada biaya, maka tidak ada anggota yang akan bekerja. Beberapa anggota DPR mengaitkan masalah ini dengan kasus para petinggi polisi seperti Suyitno Landung, Irman Santoso dan Ismoko. Mereka diduga menerima uang suap untuk biaya penanganan kasus BNI dari para tersangka. Makbul menyatakan kasus Suyitno Landung dan petinggi lain itu cukup berpengaruh bagi instusi kepolisian. Kejadian ini membuat polisi lebih berhati-hati.Sementara itu anggota Komisi III Panda Nababan menolak bahwa kasus kurangnya anggaran membuat polisi berbuat tercela. Itu bukan karena kurangnya anggaran, tapi memang sudah mental, ujarnya.Ketika wartawan meminta penegasan bahwa penyebab kasus suap itu karena kurang anggaran, Makbul menjawab diplomatis. Saya tidak sampaikan itu, yang saya sampaikan ini kebutuhan anggaran kasus yang harus dibiayai. Justru ini saya sampaikan agar masalah ini bisa diselesaikan.ujar Makbul usai rapat. dian yuliastuti

Berita terkait

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

1 menit lalu

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

Olahraga seperti mengangkat beban dapat membantu penderita diabetes memperbaiki kondisi kesehatan dan mengurangi obat-obatan.

Baca Selengkapnya

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

1 menit lalu

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

Polda Sumut memanfaatkan tekonologi dari BRIN untuk melacak keberadaan ladang ganja.

Baca Selengkapnya

Usia Pensiun Diperpanjang di Draf Revisi UU Polri, IPW: Lewat 60 Tahun, Fisik dan Mental Sudah Menurun

8 menit lalu

Usia Pensiun Diperpanjang di Draf Revisi UU Polri, IPW: Lewat 60 Tahun, Fisik dan Mental Sudah Menurun

Indonesia Police Watch menanggapi soal revisi UU Polri yang tengah bergulir di DPR.

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

8 menit lalu

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

8 menit lalu

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

Rekomendasi dikeluarkan sekalipun status aktivitas Gunung Slamet tetap pada Level II alias Waspada, tidak berubah sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

9 menit lalu

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

Pembagian kelas rawat inap peserta BPJS Kesehatan dihapus. BPJS Kesehatan membuka kemungkinan kerja sama dengan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

10 menit lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

15 menit lalu

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.

Baca Selengkapnya

Benih Lobster Selundupan dari Bogor Dihargai Rp 200 Ribu - Rp 250 Ribu per Ekor

22 menit lalu

Benih Lobster Selundupan dari Bogor Dihargai Rp 200 Ribu - Rp 250 Ribu per Ekor

Berdasarkan pemeriksaan, tiga tersangka yang melakukan penyelundupan benih lobster baru satu kali menggunakan gudang di lokasi penangkapan.

Baca Selengkapnya

Daftar 5 Klub Pemilik Gelar Liga Champions Terbanyak, Real Madrid Dominan

25 menit lalu

Daftar 5 Klub Pemilik Gelar Liga Champions Terbanyak, Real Madrid Dominan

Siapa saja daftar klub paling banyak gelar Liga Champions sepanjang sejarah?

Baca Selengkapnya