Muhammadiyah Minta Kasus Siyono Dinaikkan ke Penyidikan

Reporter

Editor

Elik Susanto

Rabu, 13 April 2016 23:01 WIB

PP Muhammadiyah dan Komnas HAM membuka dua gepok duit dari Polri ke istri terduga teroris Siyono, Suratmi. Uang pecahan Rp 100 ribu tersebut diikat jadi 10 tumpuk dengan total Rp 100 juta. TEMPO/Fransisco Rosarians

TEMPO.CO, Yoguakarta - Ketua Tim Pembela Kemanusiaan Pengurus Pusat Muhammadiyah, Trisno Raharjo, mendesak Kepolisian RI menyidik anggotanya yang terlibat dalam penganiayaan Siyono. Menurut Trisno, timnya menemukan adanya indikasi pelanggaran pidana yang dilakukan Densus 88 atas kematian Siyono yang diduga teroris asal Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tersebut.

"Kami juga mendesak Komnas HAM agar menetapkan status kasus ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia," kata Trisno di Sekretariat Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia, Banguntapan, Bantul pada Rabu, 13 April 2016. Polri saat ini sedang menyelidiki dugaan pelanggaran etika anggota Densus 88 dalam kasus Siyono.

Trisno menjelaskan, pelanggaran pidana kasus Siyono terindikasi sejak proses penangkapan. Siyono ditangkap oleh Densus 88 di musalah dekat rumahnya saat berdoa. Padahal, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) melarang penangkapan dilakukan di gedung parlemen di saat persidangan, ruang pengadilan ketika sidang berlangsung dan rumah ibadah saat peribadatan dijalankan. "Selain ditangkap saat masih beribadah, polisi tidak menunjukkan surat perintah penangkapan Siyono," kata dia.

Berdasar hasil otopsi tim dokter ahli forensik yang diterjunkan Muhammadiyah, ada indikasi jelas Siyono mengalami penyiksaan. Trisno mencontohkan penyebab utama kematian Siyono, yaitu akibat pukulan benda tumpul yang meremukkan tulang dadanya sehingga merusak bagian jantung miliknya. "Indikasi Siyono melawan, semisal memar di punggung tapak tangan tidak ditemukan."


Tim juga mengantongi bukti bahwa otopsi terhadap jenazah Siyono baru pertama kali dilakukan. "Berdasarkan keterangan dokter ahli forensik, itu otopsi pertama kali, tapi kata Kapolri sudah pernah ada otopsi sebelumnya (sebelum yang diinisiasi Muhammadiyah)," ujar dia.

Hasil otopsi itu, menurut Trisno, sudah diserahkan ke Komnas HAM dan kemudian ditunjukkan ke Komisi Hukum DPR RI. Dia berharap serangkaian bukti kesalahan Densus 88 itu bisa meyakinkan Komnas HAM untuk memasukkan kasus Siyono dalam kategori pelanggaran HAM. "Tentu Komnas HAM bisa berkoordinasi terkait hal ini dengan kejaksaan," kata dia.

Anggota Komisi Hukum DPR Asrul Sani meminta Polri membentuk tim investigasi gabungan dalam kasus kematian Siyono. Menurut Asrul, melalui tim investigasi gabungan diharapkan bisa mengungkap kasus Siyono lebih terbuka. "Akan lebih terbuka karena anggotanya bukan hanya internal Polri," kata Asrul ketika dihubungi Tempo, Rabu, 13 April 2016.

Asrul berharap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan organisasi masyarakat keagamaan seperti Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama dilibatkan dalam investigasi kematian Siyono. DPR khawatir jika hanya internal polisi seperti Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, hanya sekadar mengusut dugaan pelanggaran etika. Padahal kematian Siyono bisa menggunakan pasal pidana kelalaian yang mengakibatkan kematian. "Karena itu kami dorong agar Polri mau libatkan Komnas HAM dan lainnya," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan tersebut.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM | INDRA WIJAYA

Berita terkait

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

1 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

2 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

3 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

6 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

6 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

7 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

8 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

17 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

19 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

22 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya