Rayakan Earth Hour, Hotel di Yogya Hemat 30 Persen Listrik

Reporter

Sabtu, 19 Maret 2016 22:17 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perayaan Earth Hour 2016 bertajuk Shine A Light on World Heritage for Climate Action juga diikuti sejumlah hotel di Yogyakarta. Pantauan Tempo di Hotel 101 Jakarta yang berlokasi di Jalan Margoutomo atau Mangkubumi juga mengadakan beberapa permainan bagi para tamu. Hotel yang memiliki 150 kamar ini mengajak para tamu untuk mengikuti games glowing bowling, earth smelling, dan membatik.

"Lomba-lomba tersebut digelar untuk memberi alternatif kepada tamu yang mematikan lampu kamarnya sehingga bisa berpartisipasi merayakan Hari Bumi," ujar Precy Setyadhika, Marcom Hotel 101 Yogyakarta, Sabtu, 19 Maret 2016.

Ketiga permainan tersebut dilakukan dalam kegelapan di area pool hotel dan hanya dipandu lilin yang dipasang di tepi. Hotel 101 mengadakan perayaan berbeda dengan tahun lalu yang ketika itu hanya menggelar acara dinner.

Ia mengatakan untuk mendukung perayaan ini, para tamu diimbau untuk mematikan lampu kamar, akan tetapi tidak diwajibkan. Pengematan listrik dilakukan hotel melalui mematikan lampu balcony, logo, dan koridor hotel serta menaikkan suhu AC. Biasanya AC disetel pada suhu 20 derajat Celcius, kali ini selama satu jam dipasang pada suhu 26 derajat Celcius. "Menghemat 30 persen daya selama satu jam," tuturnya. Dalam satu hari Hotel 101 membutuhkan daya 3200 kilo watt hour.

Christian, 26, tamu hotel asal Belanda yang berpartisipasi dalam permainan mengaku senang dengan kegiatan yang diikuti di tempatnya menginap. "Kebetulan saya datang untuk berwisata sekalian mendukung gerakan ini," ucapnya.

Gerakan yang dikampanyekan WWF ini disimbolkan dengan mematikan lampu dan alat elektronik selama satu jam, yakni mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Simbolisasi tanpa listrik selama satu jam diharapkan menjadi komitmen nyata mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kaepala Humas dan Protokol PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Dewi Krisnawati, menuturkan tidak ada perayaan di Candi Prambanan karena bertepatan dengan pertunjukkan reguler Sendratrari Rama Shinta. "Jadi yang dimatikan hanya lampu candi," ujarnya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 19 Maret 2016.


Pertunjukkan paling malam yang berlangsung tiga kali dalam seminggu tersebut digelar pada Selasa, Kamis, dan Sabtu mulai pukul 19.30-21.30 WIB. Puncak peringatan Hari Bumi justru dilakukan di Candi Borobudur yang berlokasi di Muntilan Jawa Tengah. Acara yang digelar antara lain tari-tarian serta saat lampu menyala diadakan pertunjukan Opera dari Jepang.


SWITZY SABANDAR

Berita terkait

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

7 jam lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

2 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

2 hari lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

8 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

8 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

9 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

12 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

14 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

15 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

16 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya