Korban Konflik APBD, RSUD Kediri Tak Punya Obat

Reporter

Selasa, 6 Oktober 2015 21:37 WIB

Ilustrasi. mnn.com

TEMPO.CO, Kediri - Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri, Jawa Timur, mulai mengurangi pemberian obat kepada pasiennya akibat keterbatasan anggaran. Hal ini terjadi akibat konflik antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah Kota Kediri terkait pembahasan APBD.

Direktur RSUD Gambiran, dr Fauzan Adima, mengatakan bahwa konflik persetujuan atas nilai Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2015 yang terjadi antara pemerintah dengan DPRD Kota Kediri telah mengancam nasib ribuan pasien. Anggaran tersebut tak mendapat persetujuan Gubernur Jawa Timur lantaran diboikot dua wakil ketua dewan.

“Kami sangat membutuhkan anggaran untuk pengadaan obat,” kata Fauzan kepada Tempo, Selasa 6 Oktober 2015.

Menurut Fauzan, operasional RSUD Gambiran setiap tahun bergantung pada APBD Kota Kediri. Selain melayani kebutuhan berobat masyarakat Kediri, rumah sakit pelat merah ini juga menjadi rujukan pasien dari wilayah Kabupaten Kediri, Nganjuk, Tulungagung, dan daerah lain, dengan mayoritas pasien miskin yang menggantungkan biaya pengobatan pada rumah sakit.

Ketergantungan pada anggaran pemerintah bagi rumah sakit ini sangat besar. Dalam PAK APBD 2015 ini, rumah sakit tersebut mengajukan plafon Rp 51 miliar untuk berbagai kebutuhan mulai operasional hingga pengadaan obat. Setiap keterlambatan pencairan anggaran yang terjadi dipastikan akan berdampak besar bagi kegiatan layanan rumah sakit.

Saat ini saja dokter rumah sakit tersebut mulai ketar-ketir dengan menipisnya stok antibiotik dan peralatan medis seperti jarum suntik, infus, dan oksigen. “Kalau APBD tak bisa disetujui semua, minimal enam milyar rupiah untuk pembelian obat dipenuhi dulu,” kata Fauzan meminta.

Akibat kondisi ini, dokter mulai menghemat pemberian obat kepada pasien. Obat yang diperuntukkan pasien rawat jalan untuk satu bulan kini terpaksa dihemat menjadi dua minggu saja sambil menunggu kucuran dana pemerintah. "Namun hal ini tak bisa berlangsung lama karena ketersediaan antibiotik mulai menipis."

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Kediri Apip Permana mengatakan, kisruh APBD ini terjadi lantaran dua wakil ketua DPRD yakni Woro Reni Permana dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Abdul Muid dari Partai Kebangkitan Bangsa tak menandatangani rancangan APBD 2015 meski telah melalui rapat paripurna tanggal 26 Agustus lalu. Namun karena kebutuhan mendesak, pemerintah tetap mengajukan draf itu ke Gubernur meski akhirnya ditolak. “Kami sendiri tak tahu alasan penolakan itu, padahal semua anggota sudah setuju,” kata Apip.

Saat ini pemerintah Kota Kediri tengah melobi Menteri Dalam Negeri untuk mencari jalan pintas agar APBD itu mendapat persetujuan Gubernur. Sebab selain mengejar kebutuhan obat-obatan, Dinas Kebersihan Lingkungan mulai kelimpungan karena honor para pegawai lapangan terancam tak terbayar. Hal ini dikhawatirkan akan membuat mereka mogok dan tak mau membersihkan jalan raya.

Woro Reni Permana dan Abdul Muid tak bisa dikonfirmasi soal penolakan mereka. Berulangkali telepon dan pesan singkat yang disampaikan Tempo tak mendapat respon sama sekali.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

3 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

11 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

23 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

25 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

33 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

34 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya