Marahnya Jenderal Soedirman Karena Dituduh Kudeta Soekarno  

Reporter

Selasa, 6 Oktober 2015 12:04 WIB

Jenderal Sudirman (doc)

Manuver 3 Juli 1946 itu sebenarnya puncak dari aksi berbalas perseteruan antar-elite pada pemerintah saat itu. Hubungan tak sehat dan perselisihan timbul antara kubu Amir serta Perdana Menteri Sjahrir dan Markas Besar Tentara.

Perseteruan muncul karena Soedirman dianggap tak layak memimpin tentara. Kubu Sjahrir dan Amir menganggap tentara Indonesia harus baru, bebas dari fasisme dan militerisme, bukan didikan atau buatan Jepang. Sikap Sjahrir dan Amir dianggap tak realistis karena saat itu tentara yang siap justru dari hasil didikan Jepang, yang jumlahnya sekitar dua juta orang di Jawa dan Bali.

Sikap lunak Soekarno-Hatta yang mengedepankan diplomasi dengan Belanda, seperti yang dirintis Sjahrir dan Amir, tak disetujui di kalangan tentara, terutama Soedirman. Kubu Soedirman menginginkan kemerdekaan adalah 100 persen, dan tentara tidak kenal menyerah.

Pertentangan sikap itu membuat Soedirman merapat ke Tan Malaka. Kehadiran Soedirman dalam kongres Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka di Purwokerto adalah bukti kesamaan sikap mereka. Tan Malaka mencatat ucapan Soedirman saat itu, "Lebih baik kita diatom (bom atom) daripada merdeka kurang dari 100 persen."

Tiba sehabis asar, Soedirman disambut rapat dengan Presiden Sukarno, menteri kabinet, wakil partai, dan beberapa organisasi politik besar. Mereka tak setuju dengan gerakan Tan Malaka dan Yamin, sekondan Soedirman. Dalam rapat itu, Soedirman mengemukakan pendiriannya. Sjahrir, Amir, dan Abdulmadjid Djojohadiningrat menyerang. Sebagian dari mereka, ingin Soedirman dilikuidasi.

Soedirman dibela Hatta. Rapat alot itu akhirnya berakhir setelah Soedirman setuju meneken surat pemberhentian Soedarsono dari semua fungsi militer dan mengangkat Umar Djoy sebagai pengganti. Soedirman tetap menjadi panglima. Kabinet Sjahrir berhenti. Soekarno mengambil alih pemerintah dibantu Dewan Pertahanan Negara. Anggotanya berganti, minus Sjahrir.


Advertising
Advertising


Baca juga:
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...



"Kudeta" 3 Juli 1946 menjerat 17 orang. Mereka diadili di Mahkamah Agung Militer. Tujuh orang dibebaskan dan lima orang dihukum 2-3 tahun. Soedarsono dan Yamin dipenjara 4 tahun. Semuanya bebas pada Agustus 1948 karena mendapat grasi dari Sukarno.

Meski tuduhan kudeta tidak terbukti di Mahkamah Agung Militer, kesaksian Soedirman di Mahkamah tanpa membela Tan Malaka dan kawan-kawan menjadi tanda tanya. Namun, menurut sejarawan Asvi Warman Adam, ini tidak dapat ditafsirkan Soedirman meninggalkan teman-temannya. Ada kemungkinan Soedirman tunduk kepada sumpah prajurit, patuh kepada Panglima Tertinggi Soekarno, dan pengaruh Hatta.

TIM TEMPO

Baca juga:

G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto
G30S:Kisah DiplomatAS yang Bikin Daftar Nama Target Di-dor!

Berita terkait

Jenderal Bintang Lima Sangat Sedikit. Siapa Saja Mereka?

2 Maret 2024

Jenderal Bintang Lima Sangat Sedikit. Siapa Saja Mereka?

Orang yang menyandang gelar jenderal bintang lima sangat sedikit.

Baca Selengkapnya

Di Atas Jenderal TNI Kehormatan Prabowo, Masih Ada Pangkat Jenderal Besar yang Hanya Disandang 3 Sosok Ini

1 Maret 2024

Di Atas Jenderal TNI Kehormatan Prabowo, Masih Ada Pangkat Jenderal Besar yang Hanya Disandang 3 Sosok Ini

Jokowi beri Jenderal TNI Kehormatan bintang 4 kepada Prabowo Subianto. Di atas ini, masih ada pangkat Jenderal Besar yang hanya disandang 3 sosok ini.

Baca Selengkapnya

Ayu Ting Ting Bertunangan, Begini Pengertian Infanteri Asal Satuan Lettu Muhammad Fardhana

12 Februari 2024

Ayu Ting Ting Bertunangan, Begini Pengertian Infanteri Asal Satuan Lettu Muhammad Fardhana

Lettu Muhammad Fardhana calon suami Ayu Ting Ting berasal dari satuan infanteri TNI AD. Apa lelhususan satuan militer ini?

Baca Selengkapnya

TB Simatupang Bukan Hanya Nama Jalan, Ini Kisah Perjuangannya

3 Januari 2024

TB Simatupang Bukan Hanya Nama Jalan, Ini Kisah Perjuangannya

Profil TB Simatupang pahlawan nasional pernah menjabat KSAP atau Panglima TNI. 6 tahun jadi jenderal dari pangkat kapten.

Baca Selengkapnya

SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?

19 Desember 2023

SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?

Peringatan Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 19 Desember 1948

Baca Selengkapnya

15 Desember Hari Juang Kartika TNI AD, Peringati Pertempuran Palagan Ambarawa

15 Desember 2023

15 Desember Hari Juang Kartika TNI AD, Peringati Pertempuran Palagan Ambarawa

Pertempuran Palagan Ambarawa kemudian diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI AD itu dipimpin langsung Jenderal Soedirman

Baca Selengkapnya

Hari Pahlawan: Teks Lengkap Resolusi Jihad fi-Sabilillah KH Hasyim Asy'ari

10 November 2023

Hari Pahlawan: Teks Lengkap Resolusi Jihad fi-Sabilillah KH Hasyim Asy'ari

Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari nampu bangkitkan semangat juang rakyat melawan pasukan Inggris 78 tahun lalu di Surabaya. Berikut teks lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Jenderal Soedirman Bukan Pemuda Biasa Tak Mudah Jadi Panglima TNI di Usia 29 Tahun

27 Oktober 2023

Jenderal Soedirman Bukan Pemuda Biasa Tak Mudah Jadi Panglima TNI di Usia 29 Tahun

Jenderal Soedirman usianya 29 tahun kala menjabat Panglima TNI pertama. Ia salah satu contoh bukan pemuda biasa yang turut berjuang demi kemerdekaan.

Baca Selengkapnya

Perjalanan TNI Berganti-ganti Nama: BKR, TKR, TRI, ABRI

6 Oktober 2023

Perjalanan TNI Berganti-ganti Nama: BKR, TKR, TRI, ABRI

Dalam perjalanannya, TNI sempat mengalami sejumlah pergantian nama. Dari BKR, TKR, TRI,TNI, APRIS, APRI, ABRI, hingga akhirnya menjadi TNI kembali.

Baca Selengkapnya

Syarat Memperoleh Pangkat Jenderal Besar, Penghargaan Tertinggi Bagi Perwira Tinggi TNI

5 Oktober 2023

Syarat Memperoleh Pangkat Jenderal Besar, Penghargaan Tertinggi Bagi Perwira Tinggi TNI

Pangkat Jenderal Besar, Laksamana Besar, dan Marsekal Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah pangkat tertinggi yang dicapai perwira tinggi di Indonesia.

Baca Selengkapnya