Ketua Umum PP Muhammadiyah terpilih Haedar Nashir (ketujuh kiri) bersama Sekretaris Abdul Mu'ti (keenam kiri) berdiri bersama 11 PP Muhammadiyah lainnya usai pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah pada Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, 6 Agustus 2015. Haedar Nashir terpilih sebagai Ketua umum dan dan Abdul Mu'ti sebagai Sekretaris umum untuk priode 2015-2020. TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Jakarta - Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal Idul Adha yang lebih cepat dari ketetapan pemerintah. Idul Adha tanggal 10 Zulhijah 1436 H jatuh pada Rabu, 23 September 2015; atau lebih cepat sehari ketimbang Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2015 yang menetapkan pada tanggal 24 September 2015.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Oman Fathurohman pada 13 April lalu, didasarkan pada “hisab hakiki” dengan kriteria “wujudul-hilal”. Hasil perhitungan tersebut, khususnya mengenai terbenam Matahari dan tinggi Bulan menggunakan marjak Yogyakarta dengan koordinat: lintang (φ) = -07° 48′ dan bujur (λ) = 110° 21′ BT.
“Hisab Hakiki” adalah metode hisab yang berpatokan pada gerak benda langit, khususnya matahari dan bulan faktual (sebenarnya). Adapun “wujudul-hilal” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam. Dengan perkataan lain, bulan terbenam terlambat dari terbenamnya matahari berapapun selisih waktunya.
Untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Qomariah dalam konsep hisab hakiki wujudul-hilal terlebih dahulu harus terpenuhi tiga kriteria secara kumulatif, yaitu: 1) sudah terjadi ijtimak (konjungsi) antara Bulan dan Matahari, 2) ijtimak terjadi sebelum terbenam Matahari, dan 3) ketika Matahari terbenam Bulan belum terbenam, atau Bulan masih berada di atas ufuk. Apabila ketiga kriteria tersebut sudah terpenuhi maka dikatakanlah “hilal sudah wujud” dan sejak saat terbenam Matahari tersebut sudah masuk bulan baru Kamariah.
Dengan metode ini, pada saat matahari terbenam tanggal 13 September 2015, sebagian besar wilayah Barat Indonesia hilal sudah mulai tampak, sementara di sebagian wilayah Timur belum. Garis batas wujudul hilal yang melewati Indonesia, membaginya menjadi dua bagian. Dengan demikian, Muhammadiyah menetapkan Idul Adha jatuh pada 23 September 2015.