Jelang Hari Kemerdekaan, TNI Gelar Seminar Kebangsaan

Reporter

Jumat, 14 Agustus 2015 16:48 WIB

Ilustrasi: Nita Dian

TEMPO.CO, Makassar - Menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 tahun, Komando Daerah Militer (Kodam) VII/Wirabuana menggelar seminar kebangsaan di Balai Prajurit M Yusuf, Makassar, Jumat, 14 Agustus. Seminar kebangsaan itu dihadiri oleh perwakilan seluruh elemen di lingkup Sulawesi Selatan, antara lain kepolisian, pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh adat, mahasiswa dan pelajar.

Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Bachtiar, mengatakan seminar kebangsaan itu dilaksanakan serentak di semua daerah. Kegiatan itu diharapkan mampu menguatkan wawasan kebangsaan setiap warga dan menemukan solusi atas pelbagai permasalahan bangsa. Terlebih, Indonesia tengah dirundung banyak masalah yang mendesak untuk dicarikan jalan keluar.

Bachtiar menerangkan beberapa permasalahan yang merundung negara ini, antara lain kian lemahnya nilai mata uang rupiah, maraknya korupsi, dan ancaman terorisme. Di samping itu, maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika, potensi konflik antar-umat beragama dan kejahatan konvensional, seperti begal dan permasalahan lain juga tak menjadi perhatian untuk dituntaskan

Tak berhenti sampai di situ, Bachtiar menuturkan fenomena lain yang menjadi persoalan yang harus diwaspadai, yakni proxy war. Hal itu adalah sebuah konfrontasi antara kekuatan besar yang disinyalir merupakan rekayasa dari pihak maupun negara luar. "Kondisi riil sekarang, kita rapuh. Karenanya, menjelang proklamasi kemerdekaan, mesti tingkatkan permasalahan bangsa," katanya, Jumat, 14 Agustus.

Banyak permasalahan bangsa, Bachtiar menyebut dapat diselesaikan dengan merevitalisasi pemahaman terhadap empat pilar kebangsaan. Di antaranya, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Hal itu bisa diperoleh melalui pendidikan formal dan informal. Bachtiar mendorong agar semua instansi terkait, seperti Kementerian Pendidikan memasukkannya dalam kurikulum mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat, Brigadir Jenderal Ike Edwin, mengatakan wawasan dan pilar kebangsaan akan terus hidup sepanjang masyarakat tetap berpegang pada kearifan lokal. "Tak ada Pancasila bila tidak ada kearifan lokal. Itu sangat penting dan jangan malah ditinggalkan karena itulah pemersatu" tuturnya.

Edwin menerangkan Kepolisian senantiasa mengedepankan kearifian lokal dalam menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Musababnya, dari situlah bisa dibuat program untuk menyelesaikan sejumlah persoalan. Dengan begitu segala persoalan dapat tuntas dan akhirnya dapat menuju Indonesia Emas pada 2045.

Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Syamsu Alam, mengatakan pelbagai permasalahan bangsa akan terus terjadi dari masa ke masa. Itu merupakan ancaman dan tantangan untuk ditaklukkan. "Tinggal bagaimana menciptakan strategi untuk dapat terus maju ke depan," ucap dia.

Soal wawasan dan pilar kebangsaan, Syamsu mengatakan mesti digaungkan lagi secara intensif dan berkelanjutan. Ia mencontohkan sosialisasi Pancasila yang dinilainya semakin berkurang dalam pendidikan, baik di bangku sekolah maupun bangku perkuliahan. "Itu harus dilakukan secara continue karena generasi terus lahir," ujarnya.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

29 Agustus 2015

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

Desa di Indonesia ini baru dialiri listrik setelah Republik Indonesia merdeka 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

25 Agustus 2015

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

Wanita berdarah Batak Karo, Anna Sembiring, bekerja di museum sejarah Yahudi terbesar di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

22 Agustus 2015

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

Sultan Syarif Abdurrachman Al-Kadrie, Raja Kesultanan Pontianak, mengatakan telah menyiapkan gelar khusus untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

19 Agustus 2015

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

Pacuan kuda berhadiah total Rp 252 juta itu digelar hingga Ahad mendatang.

Baca Selengkapnya

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

19 Agustus 2015

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

Sejak usia tiga tahun, Felicia bersama saudaranya bermain upacara bendera dan dia paling sering berperan sebagai pembawa bendera.

Baca Selengkapnya

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

19 Agustus 2015

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

Maria Felicia Gunawan, siswi kelas XI SMAK Penabur Gading Serpong, terpilih membawa baki duplikat bendera pusaka saat upacara 17 Agustus di Istana.

Baca Selengkapnya

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

19 Agustus 2015

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

Juri tidak sepakat dengan keputusan Virzha ketika memberi warna pada gunung dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Baca Selengkapnya

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

19 Agustus 2015

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

Roy menganggap polisi seharusnya bisa membedakan pengawalan untuk urusan kenegaraan dan bukan.

Baca Selengkapnya

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

19 Agustus 2015

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

Kalla mengatakan bahwa peserta tak seharusnya membawa atribut organisasi yang dilarang dalam undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

18 Agustus 2015

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

JK mengatakan sikapnya saat upacara sama seperti Bung Hatta.

Baca Selengkapnya