Ketua Umum PBNU terpilih Said Aqil Siradj (tengah) mencium tangan Rais Aam Syuriah PBNU KH. Maruf Amin (kiri) saat penutupan Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, 6 Agustus 2015. Berdasarkan hasil muktamar tersebut, Said Aqil Siradj terpilih kembali menjadi Ketua PBNU periode 2015-2020 secara aklamasi. ANTARA/Zabur Karuru
TEMPO.CO, Jombang - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj berencana menemui KH Salahudin Wahid di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Namun pertemuan yang rencananya dilakukan setelah penutupan muktamar, Kamis dinihari, 6 Agustus 2015, ditunda untuk menunggu waktu yang tepat.
Rencana pertemuan Said Aqil dengan Gus Solah ini disampaikan ketua panitia daerah Saifullah Yusuf seusai menutup Muktamar NU ke-33 di Jombang. Gus Ipul-panggilan akrab Saifullah-mengatakan ada usulan kepada Said untuk menemui Gus Solah secara langsung seusai penetapan dirinya menjadi Ketua Umum PBNU.
“Pak Said sebenarnya mau berangkat, tapi karena waktunya sudah terlalu larut akhirnya dibatalkan,” kata Saifullah kepada Tempo, Kamis, 6 Agustus 2015.
Dia menuturkan rencana pertemuan tersebut akan kembali diagendakan lagi entah kapan, untuk membicarakan rekonsiliasi dengan Gus Solah. Menurut dia sikap pendukung Gus Solah dalam Forum Lintas Pengurus Wilayah NU yang berniat melayangkan gugatan hukum atas hasil muktamar tidak perlu dilakukan. Dia berharap seluruh persoalan akan bisa diselesaikan secara musyawarah.
Saifullah membantah ada kepentingan politik besar dalam muktamar hingga membuat sejumlah peserta memilih walk out dan tidak mengikuti sidang pemilihan ketua tanfidziyah. Menurutnya NU adalah organisasi umat dan bukan partai politik yang bisa menghasilkan uang. “NU tidak mengelola dana pemerintah seperti dinas, sehingga tak layak diperebutkan,” katanya.
Namun dia optimistis kemelut yang terjadi imbas dari muktamar tersebut akan segera berakhir dengan sendirinya. Sejarah pemilihan Ketua Umum NU yang terjadi di Muktamar Situbondo 1984 menjadi bukti tak ada persoalan besar menyangkut konsolidasi umat yang tak bisa dipecahkan.
Rais Aam terpilih KH Ma’ruf Amin tidak sependapat penyebutan kata “pecah”dalam polemik muktamar ini. Menurut dia tidak ada sedikitpun perpecahan di tubuh NU.
Terpilihnya Said Aqil secara demokratis, kata dia, menjadi bukti bahwa pelaksanaan muktamar berlangsung aman dan tertib. “Mari kita gunakan kekuatan untuk membesarkan NU dan menggerakkan badan otonom semaksimal mungkin,” katanya.