TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera Habib Aboe Bakar Alhabsyi menanggapi absennya PKS saat kunjungan kiai Said Aqil Siradj ke Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 10 Januari 2024. "Enggak ada apa-apa, mungkin lagi pada di luar atau apa gitu kebetulan aja," kata dia saat dihubungi WhatsApp, Rabu, 10 Januari 2024.
Kiai Said Aqil sowan ke DPP NasDem. Kedatangan Kiai Said Aqil disambut Sekjen NasDem Hermawi Taslim. Kiai Said juga diterima Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali serta Waketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.
Aboe Bakar menyatakan tak berani menyampaikan jika PKS tak mendapat undangan. "Saya enggak tahu. Saya enggak berani bilang enggak dapat undangan. Karena saya sehari baru dari rumah sakit. Baru pulang semalam," ujarnya.
Walaupun PKS absen dalam silahturahmi tersebut, ia memastikan soliditas Koalisi Perubahan sangat baik. "Kami kompak lho, jangan salah, NasDem, PKB, kita kompak, PKS," ujar dia.
Menurut Ahmad Ali, absennya perwakilan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pertemuan Said Aqil Siradj karena undangan tersebut bukan dari koalisi. "Karena saya undang Pak Kiai dalam kapasitas saya sebagai waketum, bukan kapasitas sebagai koalisi," kata Ahmad Ali di Nasdem Tower, Selasa, 9 Januari 2024.
Said Aqil Siradj menganggap dirinya sebagai bagian kecil dari perjuangan untuk memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Dia pun menukil cerita Nabi Ibrahim yang hendak dibakar oleh Raja Namrud untuk menggambarkan posisinya.
Said Aqil bercerita ketika Nabi Ibrahim dibakar, seluruh hewan berupaya memandamkan api. Hewan seperti gajah, harimau, hingga semut membantu. Dia pun mengumpakan dirinya seperti semut yang dianggap kecil dan tidak berdaya tapi berupaya membantu.
"Oleh binatang besar diketawain, kamu ngapain semut ikut niup, apa artinya tiupan kamu itu. Jawaban semut, saya tahu tiupan saya tidak ada artinya, tapi hanya menunjukkan saya berada di pihak mereka," ujar Said.
Said Aqil mengumpamakan dirinya sebagai semut karena sudah tidak lagi memiliki jabatan pretisius dan dianggap seperti tak berpengaruh dibandingkan sosok gajah yang pengaruhnya besar. Namun ia yakin sudah berada di posisi yang benar. "Paham kan, kata semut. Saya tahu tiupan saya ini enggak ada artinya dibandingkan tiupannya Anda yang besar-besar, gajah, tapi hanya menunjukkan saya semut kecil ini berada di pihak yang benar," ujarnya.
Soal dukungannya kepada pasangan Anies-Muhaimin, Said Aqil Siradj menyatakan menaruh simpati kepada keduanya. Dia menilai sudah berada di jalur yang benar. "Saya menaruh simpati kepada Anies dan Muhaimin," kata dia.
Pilihan Editor: Polemik Sudirman Said dan Ahmad Ali, PKS Setuju Komunikasi Dilakukan dengan Tiga Tim Capres