Panglima TNI Bantah Ada Permintaan Penyidik dari KPK  

Reporter

Senin, 11 Mei 2015 17:39 WIB

Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada acara pengarahan kepada para prajurit TNI dan Polri di markas 700/Raider di Makassar, 11 Mei 2015. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah ada permintaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar personelnya menjadi penyidik komisi antirasuah. Yang ada, kata dia, KPK sebatas menawarkan agar purnawirawan TNI mengisi jabatan sekretaris jenderal dan pengawas internal lembaga antikorupsi itu.

"Saya secara pribadi belum pernah ajukan atau diajak bicara soal itu (penyidik KPK). Yang ada, Plt ketua KPK sampaikan kalau bisa untuk posisi sekjen dan pengawas internal diisi mantan perwira tinggi TNI," kata Moeldoko, Senin, 11 Mei, seusai memberikan pengarahan kepada prajurit TNI-Polri di Markas Batalyon Infanteri 700/Raider, Makassar.

Moeldoko mengatakan anggota TNI tidak bisa sembarangan masuk ke lembaga lain. Tentunya, harus ada payung hukum yang menaunginya. "Tidak boleh TNI aktif," ucap dia. Disinggung soal kesiapan personelnya bila permintaan menjadi bagian dari KPK itu datang, Moeldoko enggan berspekulasi.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Moeldoko menekankan pentingnya profesionalitas. Setiap orang memiliki kemampuan dan batas kemampuan. Karenanya, penempatan seseorang, termasuk di KPK, mesti dilihat dari kemampuannya. "Kalau mampu ya silakan. Sebaliknya bila tidak, ya jangan," ucap dia.

Moeldoko melawat ke Makassar bersama Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti. Di Makassar, Moeldoko dan Badrodin memberikan pengarahan kepada 2.039 prajurit TNI dan Polri. Kedua jenderal itu membahas soal pengamanan pilkada serentak, ancaman paham radikal dan terorisme, serta meningkatkan hubungan baik antara TNI-Polri.

Dalam sepekan terakhir ini, Moeldoko dan Badroddin memang melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah. Sebelum ke Makassar, rombongan Panglima TNI dan Kapolri mengunjungi Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

7 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

Reaksi Moeldoko hingga Gibran atas Permintaan agar MK Hadirkan Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres

26 hari lalu

Reaksi Moeldoko hingga Gibran atas Permintaan agar MK Hadirkan Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres

Moeldoko mengatakan Presiden Jokowi telah merencanakan bansos jauh sebelum rangkaian kegiatan Pilpres 2024 bergulir.

Baca Selengkapnya

Tawarkan Ferienjob di Jerman ke Universitas, Bos PT SHB Temui Kemendikbud, Kemenlu Hingga KSP

28 hari lalu

Tawarkan Ferienjob di Jerman ke Universitas, Bos PT SHB Temui Kemendikbud, Kemenlu Hingga KSP

Bos PT SHB Enik Waldkonig mengaku menemui sejumlah lembaga negara saat mau menawarkan program ferienjob ke universitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KSP Moeldoko Sudah Gelar Rapat Evaluasi Program Ferienjob

29 hari lalu

KSP Moeldoko Sudah Gelar Rapat Evaluasi Program Ferienjob

Moeldoko menyampaikan bahwa pihaknya sudah lakukan rapat evaluasi terkait program magang ferienjob 2023 pada minggu lalu.

Baca Selengkapnya

Enik Waldkonig Klaim Pernah Klarifikasi Program Ferienjob ke KSP, Moeldoko: Siapa Itu, Kenal Aja Enggak

29 hari lalu

Enik Waldkonig Klaim Pernah Klarifikasi Program Ferienjob ke KSP, Moeldoko: Siapa Itu, Kenal Aja Enggak

KSP Moeldoko mengatakan baru tahu soal ferienjob dan minta diadakan rapat untuk membahasnya.

Baca Selengkapnya

Staf KSP Klaim Jokowi Bakal Pimpin Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo

30 hari lalu

Staf KSP Klaim Jokowi Bakal Pimpin Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo

Ngabalin menjelaskan tim transisi dari Jokowi ke Prabowo akan dibentuk dalam waktu cepat.

Baca Selengkapnya

KSP Moeldoko Yakin Transisi Jokowi ke Prabowo Berjalan Mulus

30 hari lalu

KSP Moeldoko Yakin Transisi Jokowi ke Prabowo Berjalan Mulus

Jokowi akan mengakhiri masa pemerintahan pada 20 Oktober 2024, saat Prabowo dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Baca Selengkapnya

Ahli Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar Usulkan Pengadilan Rakyat, Ini Alasannya

46 hari lalu

Ahli Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar Usulkan Pengadilan Rakyat, Ini Alasannya

Ahli Hukum Tata Negara UGM, Zainal Arifin Mochtar sebut pengadilan rakyat dalam deklarasi Kampus Menggugat. Begini balasan Moeldoko.

Baca Selengkapnya

AHY Bertemu dengan Beberapa Tokoh Setelah Menjabat Menteri ATR, Siapa Saja?

53 hari lalu

AHY Bertemu dengan Beberapa Tokoh Setelah Menjabat Menteri ATR, Siapa Saja?

AHY telah bertemu dengan beberapa tokoh dengan berbagai tujuan, dari meminta dukungan hingga peningkatan hubungan kerja

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

56 hari lalu

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

Beberapa kali laporan investigasi dan cover Majalah Tempo pernah dilaporkan ke Dewan Pers oleh berbagai pihak. Soal apa saja, dan siapa pelapornya?

Baca Selengkapnya