Cara TNI Pulihkan Poso Setelah Jadi Ajang Latihan Tempur

Reporter

Editor

Elik Susanto

Kamis, 2 April 2015 05:43 WIB

Sebanyak 520 prajurit divisi 2 Linud 502 Malang dengan persenjataan lengkap siap melakukan pertempuran usai terjun dari pesawat Hercules untuk ikuti latihan pertempuran (Latpur) disekitar Desa Masani, Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah, 31 Maret 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO , Jakarta - Latihan tempur oasukan TNI di Poso, Sulawesi Tengah, selama dua hari telah berakhir. Penduduk yang diungsikan pun sudah pula dikembalikan ke rumah masing-masing. Namun, kelompok teroris Santoso alias Abu Wardah yang paling dicari aparat kepoliaian kemungkinan masih berkeliaran.

Juru bicara Markas Besar TNI, Fuad Basya, mengatakan setelah latihan tempur institusinya menggelar operasi teritorial di Poso. Operasi ini digelar selama tiga bulan ke depan. Ini merupakan lanjutan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang digelar awal pekan lalu. “Operasi teritorial untuk memulihkan dampak akibat latihan tempur PPRC,” ujar Fuad saat dihubungi, Rabu, 1 April 2015.

Menurut Fuad, pemulihan dilakukan terhadap kawasan dan obyek yang rusak akibat latihan. Misalnya, kebun dan tanaman milik warga yang jadi sasaran peluru serta mortir. Selain kerusakan fisik, TNI juga bakal melaksanakan sejumlah program sosial seperti sunatan massal, pengobatan massal, bedah rumah, dan bakti sosial.

Operasi teritorial, kata Fuad, diharapkan bisa mengembalikan rasa nyaman masyarakat Poso. Selama ini masyarakat sering cemas dengan pergerakan jaringan kelompok radikal yang mulai sering turun meneror masyarakat. “Operasi ini juga harus bisa menjadi penangkal berkembangnya paham radikal di sana.”

Saat latihan berlangsung, Fuad mengakui TNI sempat mengungsikan sejumlah penduduk terutama yang tinggal di daerah perbukitan. TNI juga sempat melarang masyarakat berkebun. Mereka diungsikan ke daearah yang lebih ramai dan jauh dari perbukitan. Namun, kondisi itu menurut Fuad hanya berlangsung sehari. Setelah itu masyarakat sudah diperbolehkan kembali ke kediaman masing-masing dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

Pada Selasa, 31 Maret 2015, Panglima TNI Jenderal Moeldoko membuka latihan PPRC TNI 2015. Latihan tempur yang melibatkan 3.200 personel TNI dari tiga angkatan itu berlokasi di Gunung Biru, Poso, yang dikenal sebagai tempat persembunyian kelompok Santoso. Polisi menyebut Santoso sebagai pemimpin jaringan Mujahidin Indonesia Timur yang berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Moeldoko mengatakan, latihan selama dua pekan itu untuk menekan berkembangnya radikalisme. Penempatan pasukan di daerah yang disebut sebagai basis kelompok teroris Santoso alias Abu Wardah itu sudah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo. "Bila memang diperlukan, ada pasukan PPRC yang tinggal di sini untuk melanjutkan operasi dengan aparat kepolisian. Presiden pun menyetujui," kata Moeldoko di Poso, kemarin. Walaupun Presiden sudah memberi lampu hijau, Moeldoko mengatakan operasi itu belum final. TNI masih mengkaji kondisi Poso.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

7 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

Reaksi Moeldoko hingga Gibran atas Permintaan agar MK Hadirkan Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres

26 hari lalu

Reaksi Moeldoko hingga Gibran atas Permintaan agar MK Hadirkan Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres

Moeldoko mengatakan Presiden Jokowi telah merencanakan bansos jauh sebelum rangkaian kegiatan Pilpres 2024 bergulir.

Baca Selengkapnya

Tawarkan Ferienjob di Jerman ke Universitas, Bos PT SHB Temui Kemendikbud, Kemenlu Hingga KSP

28 hari lalu

Tawarkan Ferienjob di Jerman ke Universitas, Bos PT SHB Temui Kemendikbud, Kemenlu Hingga KSP

Bos PT SHB Enik Waldkonig mengaku menemui sejumlah lembaga negara saat mau menawarkan program ferienjob ke universitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KSP Moeldoko Sudah Gelar Rapat Evaluasi Program Ferienjob

29 hari lalu

KSP Moeldoko Sudah Gelar Rapat Evaluasi Program Ferienjob

Moeldoko menyampaikan bahwa pihaknya sudah lakukan rapat evaluasi terkait program magang ferienjob 2023 pada minggu lalu.

Baca Selengkapnya

Enik Waldkonig Klaim Pernah Klarifikasi Program Ferienjob ke KSP, Moeldoko: Siapa Itu, Kenal Aja Enggak

29 hari lalu

Enik Waldkonig Klaim Pernah Klarifikasi Program Ferienjob ke KSP, Moeldoko: Siapa Itu, Kenal Aja Enggak

KSP Moeldoko mengatakan baru tahu soal ferienjob dan minta diadakan rapat untuk membahasnya.

Baca Selengkapnya

Staf KSP Klaim Jokowi Bakal Pimpin Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo

30 hari lalu

Staf KSP Klaim Jokowi Bakal Pimpin Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo

Ngabalin menjelaskan tim transisi dari Jokowi ke Prabowo akan dibentuk dalam waktu cepat.

Baca Selengkapnya

KSP Moeldoko Yakin Transisi Jokowi ke Prabowo Berjalan Mulus

30 hari lalu

KSP Moeldoko Yakin Transisi Jokowi ke Prabowo Berjalan Mulus

Jokowi akan mengakhiri masa pemerintahan pada 20 Oktober 2024, saat Prabowo dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Baca Selengkapnya

Ahli Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar Usulkan Pengadilan Rakyat, Ini Alasannya

46 hari lalu

Ahli Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar Usulkan Pengadilan Rakyat, Ini Alasannya

Ahli Hukum Tata Negara UGM, Zainal Arifin Mochtar sebut pengadilan rakyat dalam deklarasi Kampus Menggugat. Begini balasan Moeldoko.

Baca Selengkapnya

AHY Bertemu dengan Beberapa Tokoh Setelah Menjabat Menteri ATR, Siapa Saja?

52 hari lalu

AHY Bertemu dengan Beberapa Tokoh Setelah Menjabat Menteri ATR, Siapa Saja?

AHY telah bertemu dengan beberapa tokoh dengan berbagai tujuan, dari meminta dukungan hingga peningkatan hubungan kerja

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

56 hari lalu

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

Beberapa kali laporan investigasi dan cover Majalah Tempo pernah dilaporkan ke Dewan Pers oleh berbagai pihak. Soal apa saja, dan siapa pelapornya?

Baca Selengkapnya