Ribut APBD DKI: Inilah Momen Ahok Marah, DPRD Mengumpat  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 6 Maret 2015 06:42 WIB

Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana meluapkan emosinya usai kisruh saat rapat Mediasi dan Klarifikasi Mengenai Evaluasi RAPERDA/APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015 di Kantor Kemendagri, Jakarta, 5 Maret 2015. Rapat yang digelar terkait kisruh antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 berakhir ricuh dan belum ada penyelesaian. Tempo/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya mediasi yang difasilitasi Kementerian Dalam Negeri terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2015 berakhir buntu. Mediasi yang berlangsung Kamis pagi, 5 Maret 2015, sekitar pukul 10.00 WIB berlangsung dua jam. Mediasi itu diakhiri dengan teriakan dan umpatan kasar dari para anggota DPRD DKI Jakarta terhadap Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Lewat rekaman video mediasi menjelang penutupan, suasana sempat terlihat kondusif. Saat Sekretaris Jenderal Kementerian Yuswandi A. Temenggung menyampaikan kesimpulan dan kalimat penutup, peserta mediasi terlihat mengikuti alur diskusi. Sampailah saatnya Yuswandi memberi kesempatan pada Ahok dan Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi untuk menyampaikan tanggapan masing-masing.

Ahok memanfaatkan kesempatan itu untuk menekankan kembali soal penjelasan mengenai anak buahnya yang tak pernah memasukkan data e-budgeting di luar hasil pembahasan dengan DPRD. Saat itu beberapa kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah terlihat mengangkat beberapa tangannya. Setelah itu Ahok meminta penjelasan Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi terkait pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS).

"Saya mau tanya pada beliau ini yang diinput hasil pembahasan atau tidak?" Ahok menunjuk langsung ke arah Anas yang sedang duduk. Sejenak Anas terlihat kaget dan tak langsung berdiri untuk menjelaskan permintaan Ahok itu. Melihat Ahok mulai berbicara dengan nada tinggi dan menunjuk-nunjuk jajarannya, Wakil Ketua Dewan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Abraham Lunggana segera memotong.

"Itu kan setelah hasil pembahasan yang dikumpulkan kemarin, Pak! Bapak ngumpulin camat, lurah, untuk menandatangani," ujar Lulung dengan nada yang tidak kalah tinggi. Ahok pun membenarkan pernyataan Lulung dengan jawaban pendek-pendek. "Betul... Betul," jawab Ahok lagi. "Sekarang mau sewenang-wenang atau kita pakai aturan?" tanya Lulung dengan nada keras kepada Ahok.

Ahok tegas menjawab jika semua hal yang dilakukannya bersama jajaran SKPD tetap sesuai aturan. Ahok terpancing membahas salah satu contoh temuan besar terkait dengan dana siluman yang tercantum dalam anggaran versi DPRD. Ahok meminta Anas Effendi mengklarifikasi adanya penggelembungan dana untuk UPS dan beberapa pengadaan lain dalam anggaran wilayah Jakarta Barat.

"Ini Pak Wali Kota berdiri apakah Anda membahas untuk membeli UPS Rp 4,5 miliar per kelurahan di Jakarta Barat?" tanya Ahok masih menunjuk ke arah Anas. Beberapa pasang mata langsung mengarah pada sosok pria yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Selatan tersebut. Anas pun lantas berdiri namun tak lama kemudian dia duduk lagi.

Teriakan Ahok kembali dikritisi anggota Dewan. Beberapa suara terdengar meminta Ahok menahan emosinya. "Pak Gubernur, jangan teriak-teriak, saya kira bapak bisa menahan emosi. Bapak itu Gubernur," ujar seorang anggota Dewan. Sekretaris Jenderal Kementerian pun mencoba meredam suasana yang mulai memanas karena angota Dewan semakin banyak yang buka suara dan ikut berteriak dan berdiri.

Lulung pun ikut menunjuk-nunjuk ke arah Ahok. Saat Yuswandi menutup mediasi tersebut dengan ketukan, Ahok segera diminta meninggalkan ruangan oleh petugas keamanan Kementerian. Semua anggota Dewan berdiri dan mulai berteriak-teriak. Umpatan kasar seperti bangsat, anjing, terdengar menggema di ruangan.

Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat terlihat mencoba menenangkan beberapa orang. Ia berusaha tersenyum di tengah suasana panas itu. "Sangat memalukan, sangat memalukan, enggak pantas jadi Gubernur," kata anggota Dewan berkemeja putih. Beberapa anggota Dewan lainnya berjalan menuju pintu keluar sambil berteriak, bersungut, dan menunjukkan ekspresi tak senang. "Enggak punya harga diri," teriak anggota lainnya.

Pertemuan mediasi ini awalnya mengagendakan upaya klarifikasi antara pihak Pemerintah Provinsi dengan DPRD dan penerbitan surat keputusan APBD 2015 oleh Mendagri. Surat keputusan evaluasi APBD 2015 rencananya tetap diterbitkan 8 Maret 2015 meski konflik antara Pemerintah DKI dan DPRD masih berlangsung.

Belum adanya solusi dari mediasi terhadap APBD Jakarta ini membuka kemungkinan Pemerintah DKI Jakarta akan menggunakan Peraturan Gubernur untuk menetapkan APBD berdasarkan plafon anggaran pada 2014.

AISHA SHAIDRA

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

12 jam lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

1 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

1 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

4 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

4 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

6 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

32 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

35 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

35 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

39 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya