Ketua KPK Abraham Samad (kanan) bersama Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, berikan keterangan kepada wartawan terkait penetapan tersangka kepada Komjen Pol. Budi Gunawan, di Gedung KPK, Jakarta, 13 Januari 2015. Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus rekening gendut dan tranksaksi mencurigakan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terus mempersoalkan etika Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Setelah beberapa waktu lalu Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap pertemuannya dengan Abraham, hari ini giliran Ketua Badan Advokasi dan Hukum Arteria Dahlan mengungkap pertemuan rahasia Abraham dengan seorang purnawirawan TNI. (Baca: Posisi Budi Gunawan Dinilai Mirip Calon Berzina)
Dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini, Ahad, 1 Februari 2015, Arteria memamerkan foto Abraham tengah bersalaman dengan seorang pria yang dia sebut berinisial RNH. Pertemuan itu digelar di rumah Hendropriyono di kawasan Senayan, Jakarta. "Ini bukti pelanggaran etik yang dilakukan Ketua KPK," ujar Arteria.
Menurut Arteria, pertemuan itu dihadiri sekitar lima orang. Pertemuan yang digelar satu pekan sebelum penetapan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden itu membicarakan peluang Abraham mendampingi calon yang diusung PDIP, Joko Widodo, dalam pemilihan presiden. (Baca: Ini Daftar Calon Baru Kapolri di Tangan Kompolnas)
Selain satu foto yang ditunjukkan itu, Arteria mengaku masih menyimpan enam foto pertemuan rahasia Abraham. Foto-foto itu sudah diserahkan ke Markas Besar Kepolisian RI untuk memperkuat laporan yang sudah disampaikan Hasto. "Kami mau proses hukum untuk pelanggaran etika ini dilanjutkan," kata Arteria.
Arteria menyatakan adanya bukti-bukti pertemuan Abraham dengan sejumlah orang, termasuk Hasto, menunjukkan ketidakprofesionalan Abraham. Karena itu, dia menilai wajar bila penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka diwarnai dengan kepentingan politis Abraham yang gagal jadi calon wakil presiden.