Tim Independen Minta Jokowi Terbitkan Keppres  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 26 Januari 2015 15:54 WIB

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Jimly Asshiddiqie. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshidique mengatakan tim independen penyelamat Komisi Pemberantasan Korupsi mengusulkan agar Presiden Joko Widodo segera mengeluarkan keputusan presiden dalam kaitan dengan pembentukan tim tersebut. Dalam Keppres, tugas dan kewenangan tim tersebut akan jelas.

"Tadi kami sudah rapat, kemudian kami sepakat mengusulkan kepada pak Presiden agar mengeluarkan Keppres supaya punya kekuatan lebih luas untuk mencari fakta," ujar Jimly di kantornya, Senin, 26 Januari 2015. (Baca: Polisi Punya Konflik Kepentingan Tangani Bambang Widjojanto)

Padahal sebelumnya, kata Jimly, tim ini masih berbeda pendapat soal perlu-tidaknya Presiden mengeluarkan Keppres. Menurut dia, sebagian berpendapat tim ini hanya sebagai pemberi saran dan usul kepada Presiden terkait dengan kisruh antara KPK dan Polri.

"Kemudian, setelah kami telaah, ternyata banyak yang harus dikerjakan, dan pihak-pihak yang ditemui tak bisa jalan apabila tak ada mandat yang jelas. Tapi itu semuanya kembali ke Presiden, apakah dirasa perlu atau tidak mengeluarkan Keppres," ujar Jimly. (Baca: KPK Lumpuh, Megawati Jangan Kayak Lagu Dangdut)

Jimly mengatakan pertemuan semalam mirip seperti diskusi. Jokowi menceritakan kesulitan yang dihadapinya terkait dengan kisruh di antara dua lembaga tersebut. Menurut Jokowi, kata Jimly, perlu diambil solusi atas persoalan ini tapi tidak mengintervensi proses hukum yang tengah berjalan. Kemudian, para anggota tim mengungkapkan pandangan masing-masing. "Tapi semuanya hanya berdasarkan pemikiran kami, bukan merupakan fakta," ujarnya.

Menurut Jimly, ada beberapa usul yang langsung diterima Presiden dan langsung dijalankan. Namun ia menolak mengungkapkan usul seperti apa yang langsung dijalani. Jadi, kata dia, apabila Presiden menganggap usul mereka sudah cukup dan tak perlu langsung turun mencari fakta, Keppres tak perlu dikeluarkan. Apabila diberi mandat jelas, kerja tim ini akan mirip Tim 8 yang dulu dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat terjadi konflik antara Polri dan KPK pada2009. "Tapi kami tak akan intervensi," kata Jimly. (Baca: EKSKLUSIF: Samad KPK-Tedjo Gesekan di Istana Bogor)

Minggu malam, 25 Januari 2015, Jokowi meminta agar proses hukum yang sedang dijalani personel KPK dan Polri dilakukan secara transparan dan tak ada kriminalisasi. Adapun anggota tim tersebut adalah Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Jimly Asshidique; mantan Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Oegroseno; pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar; pengamat hukum internasional, Hikmahanto Juwana; serta mantan Ketua KPK, Erri Riyana; mantan pimpinan KPK, Tumpak Hatorangan; dan mantan Ketua Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, yang malam ini tak hadir. (Baca: Mudah Disetir, Jokowi itu Presiden RI atau PDIP?)

TIKA PRIMANDARI
Berita terpopuler:
KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?
Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK
Jagoan Hukum ke Istana, Jokowi Bikin Tim Khusus
Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK

Berita terkait

Anwar Usman Kena Sanksi Lagi, Ini Deretan Polemik Dia

33 hari lalu

Anwar Usman Kena Sanksi Lagi, Ini Deretan Polemik Dia

Anwar Usman sudah dua kali dinyatakan melanggar kode etik

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

36 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Anatomi Pasal Nepotisme yang Menjerat Hakim MK Anwar Usman, Bisakah Berujung Pemidanaan?

22 Februari 2024

Anatomi Pasal Nepotisme yang Menjerat Hakim MK Anwar Usman, Bisakah Berujung Pemidanaan?

MKMK menyatakan Anwar Usman melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim. MKMK memberikan sanksi pemberhentian dari Ketua MK

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya