Tim Tujuh, Tokoh Muhammadiyah: Jokowi Sudah Siuman

Reporter

Senin, 26 Januari 2015 14:56 WIB

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif (kiri) menyambut kedatangan calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo di kediamannya di Sleman, (3/5). ANTARA/Regina Safri

TEMPO.CO, Bantul - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Buya Syafii Maarif memuji langkah Presiden Joko Widodo yang membentuk Tim Tujuh untuk memberikan saran penuntasan konflik antara Kepolisian Republik Indonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Buya Syafii merupakan anggota tim tersebut. "Enam anggota lainnya merupakan orang-orang baik, independen, dan benar-benar berintegritas," kata Buya Syafii sesuai menghadiri “Aksi dan Pernyataan Sikap Warga dan Akademikus Muhammadiyah Se-Indonesia” di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin pagi, 26 Januari 2015. (Baca: Mudah Disetir, Jokowi Itu Presiden RI atau PDIP?)

Dia juga mengaku heran dengan keputusan Jokowi tersebut. Pilihan Jokowi kali ini, menurut Buya Syafii, tepat. "Saya heran, Presiden benar-benar siuman kali ini," katanya. (Baca: Kini, Giliran Zulkarnain KPK Dilaporkan ke Polisi)

Meskipun demikian, Buya Syafii berharap Jokowi segera menerbitkan surat keputusan yang meresmikan keberadaan Tim Tujuh. Dia menilai konflik antara Polri dan KPK akan berakibat buruk kalau berkepanjangan. "Lama-lama publik bisa tidak percaya pada lembaga negara, ini bahaya," kata Buya Syafii. (Baca: Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK )

Dia mengingatkan agar Jokowi mulai berupaya melepaskan diri dari pengaruh elite-elite partai pendukungnya. Menurut Buya Syafii, partai-partai politik di Indonesia masih belum dewasa sehingga suka mencampuri urusan pemerintahan dan hanya berpura-pura berniat baik membantu pemerintah. "Kalau mau punya masa depan, Jokowi harus siuman betul," ujarnya.

Sebagai anggota Tim Tujuh, Buya Syafii menyatakan siap segera bekerja membantu Jokowi menuntaskan polemik rivalitas antara KPK dan Polri. Dia berpendapat bahwa polemik yang sempat terjadi berhari-hari merupakan konflik tidak bermutu dan menguntungkan koruptor. "Saya yakin Presiden orang baik, tapi dia harus jadi orang merdeka," katanya.

Direktur Pusat Studi Hukum dan Konstitusi (PSHK) Universitas Islam Indonesia, Srihastuti, mengatakan saran Tim Tujuh bisa menjadi solusi asal tidak bermuatan kepentingan politik. Dia juga menyayangkan sikap Dewan Pertimbangan Presiden yang tidak bersuara lantang ketika ada kriminalisasi yang mengancam lumpuhnya KPK. "Jokowi harus berhenti berkata dan bertindak normatif. Harapan saat ini hanya ada di dia," kata Srihastuti.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Baca juga:
Dana Kurang, Jombang Tak Mau Tetapkan KLB DBD
Dekat Taman Nasional, Smelter Nikel Batal Dibuat
Proyek Hotel di NTT Milik Novanto Ditolak, Kenapa?
Ceres, Planet Kerdil Misterius di Sabuk Asteroid





Advertising
Advertising

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

7 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

1 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

2 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

3 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

6 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

8 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

8 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres, BW: Selamat Datang Kegelapan

9 hari lalu

MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres, BW: Selamat Datang Kegelapan

Anggota Tim Hukum Nasional Anies-Muhaimin, Bambang Widjojanto alias BW, merespons putusan MK yang menolak permohonan sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

MK Nilai Bansos Tak Beri Dampak Kemenangan Prabowo-Gibran, Tim Hukum Anies-Muhaimin Beri Tanggapan

10 hari lalu

MK Nilai Bansos Tak Beri Dampak Kemenangan Prabowo-Gibran, Tim Hukum Anies-Muhaimin Beri Tanggapan

MK menolak dalil yang diajukan pemohon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengenai bansos berkaitan dengan perolehan suara Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya