Air Asia di Cumulonimbus Bak Kertas Ditiup Angin

Reporter

Editor

Anton William

Rabu, 31 Desember 2014 20:40 WIB

Banyak spekulasi mengatakan bahwa awan Cumulonimbus ini sebagai penyebab dari hilangnya pesawat AirAsia QZ8501. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika mengatakan terdapat awan Cumulonimbus dalam rute penerbangan pesawat AirAsia QZ8501, 28 Desember 2014. KAREN BLEIER/AFP/Getty Images.

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar uji terbang dari FlightFocus Setyo Soekarsono mengatakan Airbus 320-200 masih bisa dikendalikan jika pesawat kehilangan daya angkat pada kemiringan lebih dari 30 derajat. Menurut dia, ada sistem pengaman otomatis yang mencegah pesawat mengalami bank angle atau meluncur tajam dalam kondisi mesin pesawat menyala.

"Pesawat masih dapat dikendalikan dan kembali stabil pada kondisi power on dan off dan dengan wing level dan turning flight 30 derajat," kata Setyo saat dihubungi, Rabu, 31 Desember 2014.

Setyo mengingatkan stabilitas pesawat tersebut hanya dijamin jika pesawat dalam kondisi normal tanpa turbulensi. Apabila pesawat menanjak tajam di dalam daerah turbulensi, dia memastikan sistem pengamanan tak berfungsi normal.

"Dalam kondisi turbulensi seperti dalam awan cumulonimbus, jika pesawat stall, maka hasil pengujian tidak valid," kata dia.

Menurut Setyo, pesawat tak akan bertahan di dalam pusaran awan cumulonimbus yang sangat dingin dan bermuatan petir. Pesawat, ujarnya, bisa masuk spin or spiral yg berarti akan kehilangan ketinggian dengan sangat cepat.

Airbus 320-200, kata Setyo, dilengkapi dengan semacam pemanas yang berfungsi ketika pesawat mengenai udara ekstrem. Pesawat ini juga dirancang tetap beroperasi di ketinggian maksimal, yaitu 39 ribu kaki.

Setyo yakin, AirAsia QZ8501 tak akan jatuh menukik ketika mencoba menghindari awan cumulonimbus. "Pesawat sipil dirancang untuk tidak terjun menghunjam (nosedive), paling tidak menungging dan hilang ketinggian lalu kembali dalam posisi stabil setelah mencoba mempertahankan kecepatan," kata dia.

Meski begitu, Setyo menyadari seluruh teori tersebut hanya berlaku saat pesawat berada di posisi stabil dan tidak mengalami turbulensi besar. Pilot perlu mengendalikan pesawat agar tetap stabil ketika terjadi turbulensi.

Jika pesawat terlanjur terjebak di awan cumulonimbus, dia menambahkan, pilot harus segera menggerakkan pesawat menjauhi awan. Dia mengibaratkan pesawat di dalam awan cumulonimbus layaknya kertas yg diombang-ambing angin. "Yang harus dilakukan adalah keluar secepatnya," kata Setyo.

Tim Badan SAR Nasional telah menemukan beberapa puing pesawat dan korban AirAsia QZ8501. Puing berbentuk potongan besar dan tubuh korban utuh dan tak ada luka bakar. (Baca juga: Evakuasi Air Asia, Jepang Kirim Dua Kapal Perang)

Pilot pesawat Kapten Indriyanto sempat meminta izin agar pesawat berpindah ketinggian di atas 38 ribu kaki untuk menghindari awan cumulonimbus. Namun, saat berada di ketinggian 34 ribu kaki, pesawat tak lagi terdeteksi radar. (Baca juga: Air Asia, Seperti Apa Tahun Baruan Kru Basarnas?)

ANTON WILLIAM | PUTRI ADITYOWATI

Terpopuler:
Sinyal Ponsel Penumpang Air Asia Jadi Petunjuk?
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Satu Pramugari Air Asia QZ8501 Ditemukan Pagi Ini
Bubur Bayi, Perosotan dan Koper Korban Air Asia
Duka Air Asia, Ngunduh Mantu Raffi Ahmad Dikecam

Berita terkait

Air Asia Indonesia Beri Promo Diskon Sampai 50 Persen untuk Bagasi Penerbangan Domestik dan Internasional

2 hari lalu

Air Asia Indonesia Beri Promo Diskon Sampai 50 Persen untuk Bagasi Penerbangan Domestik dan Internasional

Promo diberikan Indonesia Air Asia untuk mendorong upaya akselerasi pertumbuhan sektor pariwisata

Baca Selengkapnya

Promo Tiket Indonesia Air Asia Penerbangan Rute Asia dan Australia Mulai Rp 389 Ribu

2 hari lalu

Promo Tiket Indonesia Air Asia Penerbangan Rute Asia dan Australia Mulai Rp 389 Ribu

Maskapai penerbangan Indonesja Air Asia menebar promo tiket untuk rute penerbangan Asia dan Australia. Harga tiket mulai Rp 389 ribu.

Baca Selengkapnya

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

5 hari lalu

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

Manajemen Indonesia AirAsia sedang aktif dalam memperoleh sumber pendanaan melalui beberapa skema potensial.

Baca Selengkapnya

Air Asia Angkut 310 Ribu Penumpang Selama Arus Mudik Lebaran 2024

30 hari lalu

Air Asia Angkut 310 Ribu Penumpang Selama Arus Mudik Lebaran 2024

Air Asia mengangkut lebih dari 310 ribu penumpang selama arus mudik Lebaran 2024 atau 3-18 April 2024 dengan lebih dari 2.000 penerbangan.

Baca Selengkapnya

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

33 hari lalu

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

KNKT memiliki investigator dan sekretariat untuk membantu proses investigasi kecelakaan di Indonesia, termasuk di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru akan Sita Kotak Hitam LATAM Boeing 787

12 Maret 2024

Selandia Baru akan Sita Kotak Hitam LATAM Boeing 787

Komisi Investigasi Kecelakaan Transportasi Selandia Baru (TAIC) akan menyita kotak hitam penerbangan LATAM Airlines Boeing 787.

Baca Selengkapnya

Air Asia Siapkan 350 Ribu Kursi untuk Lebaran, Naik 27 Persen

12 Maret 2024

Air Asia Siapkan 350 Ribu Kursi untuk Lebaran, Naik 27 Persen

Air Asia menyiapkan 350 ribu kursi penerbangan selama 3 - 18 April 2024, naik 27 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

9 Maret 2024

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

KNKT menjelaskan kronologi pilot-kopilot Maskapai Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat dari Kendari ke Jakarta. Ada 153 penumpang dalam pesawat.

Baca Selengkapnya

MH370 Hilang Tanpa Jejak, Berikut Fakta-fakta Menarik di Balik Peristiwa Tragis Itu

7 Maret 2024

MH370 Hilang Tanpa Jejak, Berikut Fakta-fakta Menarik di Balik Peristiwa Tragis Itu

Pesawat MH370 hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Cina. Sepuluh tahun berlalu, jejaknya masih misterius.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Misteri Hilangnya Pesawat MH370, Malaysia Akan Cari Lagi

4 Maret 2024

10 Tahun Misteri Hilangnya Pesawat MH370, Malaysia Akan Cari Lagi

Pemerintah Malaysia mendorong pencarian baru atas pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hilang misterius 10 tahun lalu

Baca Selengkapnya