Kapolda Jatim Larang Sweeping Aksesori Natal
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Senin, 22 Desember 2014 19:20 WIB
TEMPO.CO, Mojokerto - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf melarang kelompok-kelompok tertentu melakukan sweeping atribut Natal. Imbauan ini menanggapi kegiatan Jemaah Ansharus Syariah (JAS) yang akan berkeliling ke pusat perbelanjaan untuk mencegah pramuniaga beragama Islam mengenakan aksesori Natal.
"Kalau mereka mau sweeping, kami imbau agar tidak sweeping. Tugas media juga untuk memberikan pendidikan ke masyarakat agar tidak melakukan itu," kata Anas setelah memberikan pembekalan kepada calon polisi wanita di Sekolah Polisi Negara Polda Jawa Timur di Mojokerto, Senin, 22 Desember 2014. (Baca: Polisi Sebut Melarang Atribut Natal Bukan Ancaman)
Menurut Anas, jajaran kepolisian di Jawa Timur siap mengamankan perayaan Natal dan pergantian tahun dari gangguan kelompok mana pun. "Kami tidak melihat apakah itu organisasi radikal atau apa, tetap semua kami antisipasi," katanya.
Bila ada gangguan keamanan, polisi, menurut Anas, akan bertindak profesional dan tidak memihak pada kepentingan mana pun. Sebab, mereka juga warga negara. "Tapi, kalau mereka melakukan tindakan melawan hukum, kami tindak," katanya. (Baca: JAS: Larang Muslim Rayakan Natal Bukan Kejahatan)
Terhadap rencana sweeping JAS ini, Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Kota Ajun Komisaris Besar Wiji Suwartini mengatakan pihaknya akan melakukan pengamanan gereja dan pusat-pusat perbelanjaan. "Kami lakukan penjagaan dan memonitor pergerakan mereka (JAS)," ujar Wiji.
Wiji meminta JAS tidak memaksakan kehendak dalam menyampaikan imbauan kepada pramuniaga tempat perbelanjaan. Sebab, kata Wiji, saat berdialog di Polres Mojokerto Kota beberapa waktu lalu, JAS telah berjanji tidak menggunakan jalan kekerasan.
Sebelumnya, belasan anggota JAS membagi-bagikan selebaran berisi larangan buat muslimin dan muslimat pelayan pusat perbelanjaan mengenakan atribut Natal. Mereka juga melarang umat Islam mengucapkan "Selamat Natal".
Meski telah dilarang polisi, JAS berjanji tetap akan melanjutkan aksi tersebut hingga perayaan Natal 25 Desember. "Tetap kami lanjutkan karena ini bagian dari dakwah. Kami hanya mengingatkan dan tidak berhak memaksa," kata juru bicara JAS Indonesia, Ahmad Fatih. (Lihat pula: Alasan JAS Ngotot Sebar Larangan Ucapkan Natal)
ISHOMUDDIN
Berita Terpopuler:
Jokowi Janjikan Eva Bande Bebas di Hari Ibu
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Eva Bande, Dipenjara Gara-gara Bela Petani
Ini Calon KSAL Pilihan Menteri Susi