Tahanan Tewas, Pengacara Curiga Ada Rekayasa BAP  

Reporter

Senin, 17 November 2014 15:03 WIB

Ilustrasi Mayat

TEMPO.CO, Sidoarjo - Kuasa hukum keluarga almarhum Moch. Imron Zainudin, Muhammad Sholeh, menemukan berbagai kejanggalan dalam berita acara pemeriksaan yang dibuat penyidik Kepolisian Sektor Sukodono, Sidoarjo, sebelum korban dimasukkan ke dalam sel tahanan pada Sabtu, 1 November 2014.

Imron ditangkap polisi saat terjadi kericuhan pada konser musik karena dituding sebagai provokator. Tak lama setelah dijebloskan ke tahanan, Imron meninggal dunia. "Banyak kejanggalan di dalam BAP ini," kata Sholeh sambil menunjukkan dua lembar kertas salinan BAP, Senin, 17 November 2014. (Lihat pula: Komisi Hukum DPR Awasi Pengusutan Tahanan Tewas)

Dalam BAP yang didapatkan dari penyidik Kepolisian Resor Sidoarjo itu, semula Imron ditulis berstatus tersangka. Namun pada kalimat berikutnya disebutkan bahwa yang bersangkutan diperiksa dan didengar keterangannya sebagai saksi dalam perkara pengeroyokan. "Mana ini yang benar? Kelihatan kalau polisi tidak serius dalam membuat BAP," ujar Sholeh.

Di dalam BAP itu juga terdapat kalimat bahwa pemeriksaan dan penangkapan dilakukan atas perintah Kapolsek Sukodono. Namun Sholeh mengatakan bahwa Kapolsek mengaku tidak tahu bahwa ada pemeriksaan. "Saya tanya sendiri kepada Kapolsek. Dia bilang tidak tahu dan tidak mengeluarkan perintah," ujarnya.

Soal waktu pemeriksaan, kata dia, juga terkesan janggal. Sebab, dalam BAP itu tertulis bahwa Imron diperiksa pada Jumat, 31 Oktober 2014, pukul 24.00. Padahal, menurut Sholeh, pemeriksaan terhadap tersangka biasanya memakan waktu sekitar 4-5 jam. (Baca berita sebelumnya: Komnas HAM Pantau Kasus Tahanan Tewas di Sidoarjo)

Dengan demikian, jika diperiksa sejak pukul 24.00, akan selesai sekitar subuh. "Paginya Imron ditemukan meninggal. Bisa saja polisi menghajar korban di luar tahanan sehingga tidak diketahui oleh tahanan yang ada di dalam sel," kata Sholeh.

Selain itu, kata dia, tanda tangan korban dalam BAP tidak sama dengan tanda tangan yang ada pada kartu tanda penduduk. Namun, bila benar itu tanda tangan korban, Sholeh yakin bahwa korban dipaksa menandatangani dan mengaku seperti yang diinginkan polisi. "Di BAP ini kesannya korban sangat kooperatif dan mengakui kesalahannya. Saya curiga BAP ini direkayasa," kata Sholeh.

Sebelumnya, tewasnya Imron memicu kemarahan warga. Beberapa kali mereka memblokir jalan karena kecewa terhadap penanganan polisi yang dianggap menutup-nutupi penyelidikan. Namun Kapolres Sidoarjo Ajun Komisaris Besar Anggoro Sukartono membantah. "Tunjukkan bagian mana yang kami tutup-tutupi," katanya. (Baca juga: Buntut Tahanan Tewas, Warga Kembali Blokir Jalan)

MOHAMMAD SYARRAFAH

Berita Terpopuler Lainnya:

NU Halalkan Aborsi Janin Hasil Perkosaan
Gubernur Ganjar Khawatir Banyak Kades Dipenjara
Menteri Susi Akui Dipilih Jokowi Karena Gila










Berita terkait

Tahanan Tewas di Polsek Lubuklinggau Utara, Keluarga Minta Keadilan

17 Maret 2022

Tahanan Tewas di Polsek Lubuklinggau Utara, Keluarga Minta Keadilan

Keluarga dari Hermanto, yang meninggal di tahanan Polsek Lubuklinggau Utara, meminta keadilan atas kematian oleh almarhum.

Baca Selengkapnya

LPSK Sesalkan Dugaan Tahanan Tewas saat Diperiksa di Polsek Lubuklinggau Utara

24 Februari 2022

LPSK Sesalkan Dugaan Tahanan Tewas saat Diperiksa di Polsek Lubuklinggau Utara

Seorang tahanan dikabarkan tewas berada di tahanan di Polsek Lubuklinggau Utara, Sumatra Selatan.

Baca Selengkapnya

Tersangka Pencurian Ternak Meninggal di Sel Tahanan Polisi

12 Desember 2021

Tersangka Pencurian Ternak Meninggal di Sel Tahanan Polisi

Tersangka pencurian itu meninggal sehari setelah ditahan kepolisian. Keluarga mengatakan ada luka bekas penganiayaan dan tembakan.

Baca Selengkapnya

Tahanan Polrestabes Medan Tewas, Keluarga Korban Duga Ada Penganiayaan

25 November 2021

Tahanan Polrestabes Medan Tewas, Keluarga Korban Duga Ada Penganiayaan

Hendra Syahputra tahanan kasus dugaan pencabulan meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rabu 24 November 2021.

Baca Selengkapnya

Polri Klaim Adik Ipar Edo Kondologit Tewas Dianiaya Tahanan

31 Agustus 2020

Polri Klaim Adik Ipar Edo Kondologit Tewas Dianiaya Tahanan

Polisi telah melakukan pengecekan CCTV untuk melihat penyebab kematian adik ipar Edo Kondologit. Personel jaga juga akan diperiksa.

Baca Selengkapnya

Tahanan Tewas di Penjara Polres Barelang, Keluarga Menduga Dianiaya Polisi

11 Agustus 2020

Tahanan Tewas di Penjara Polres Barelang, Keluarga Menduga Dianiaya Polisi

Seorang tahanan tewas di penjara Kepolisian Resor Barelang, Kepulauan Riau. Polres Balelang enggan berkomentar banyak menunggu hasil pemeriksaan

Baca Selengkapnya

Polda Jawa Timur Tangkap Seorang Polwan Terindikasi Radikalisme

27 Mei 2019

Polda Jawa Timur Tangkap Seorang Polwan Terindikasi Radikalisme

Kepolisian Daerah Jawa Timur mengamankan seorang perempuan berinisial NOS yang merupakan anggota polisi wanita atau polwan Polda Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Penyelundupan Bayi Komodo Lewat Perdagangan Online

29 Maret 2019

Polisi Ungkap Penyelundupan Bayi Komodo Lewat Perdagangan Online

Polda Jawa Timur mengungkap perdagangan puluhan satwa dilindungi, termasuk komodo, secara online

Baca Selengkapnya

BAP Vanessa Angel Diributkan, Polisi Tantang Pengacaranya

27 Februari 2019

BAP Vanessa Angel Diributkan, Polisi Tantang Pengacaranya

Kabid Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung enggan menanggapi kuasa hukum Vanessa Angel yang mempermasalahkan BAP kliennya.

Baca Selengkapnya

Polisi: Status Vanessa Angel dan Avriellya Shaqqila Bisa Berubah

7 Januari 2019

Polisi: Status Vanessa Angel dan Avriellya Shaqqila Bisa Berubah

Polda Jawa Timur menyatakan bahwa pria pemesan Vanessa Angel di Surabaya adalah pengusaha tambang asal Lumajang berinisial R.

Baca Selengkapnya