Penetapan Upah dan Kenaikan BBM Diminta Tak Bersamaan  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 2 November 2014 17:22 WIB

Pekerja menggarap ukiran filligree di pabrik perak Salim Silver, Kotagede, Yogyakarta, (20/11). Minimnya kunjungan wisatawan domestik dan luar negeri ke Kotagede menyebabkan menurunnya omzet penjualan sebesar 30% per tahun. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) khawatir dengan dampak karambol jika penetapan upah minimum kabupaten serta kenaikan harga bahan bakar minyak dilakukan saling berdekatan waktunya.

"Beban itu nanti terakumulasi semua dalam harga pokok penjualan, kami yang berat," kata Sekretaris Asosiasi Wirausaha Kotagede 'Senopati' Aris Munandar, Ahad, 2 November 2014.

Upah Minimum Kota Yogyakarta mulai awal 2015 ditetapkan sebesar Rp 1,3 juta, naik dari Rp 1,1 juta dari tahun ini. Sedang pemerintah pusat sebelum 2015 mengisyaratkan akan menaikkan harga BBM subsidi sekitar Rp 3.000 per liter.

Aris yang juga pemilik usaha industri kerajinan perak 'Radana Craft' itu mengatakan, pelaku UMKM biasanya mempekerjakan orang sesuai order yang mereka minta. Alias tidak punya karyawan tetap. Namun, untuk ongkos produksi pekerja yang disewa itu pembayarannya juga menyesuaikan standar upah minimum. "Jadi sama saja seperti menanggung karyawan tetap," katanya.

Dalam sepekan, satu usaha kerajinan perak bisa menghabiskan sekitar satu kilogram perak dan menjual tak kurang sekitar 100 item pesanan. Dengan ongkos perajin masih stabil, Rp 100-200 ribu berdasarkan tingkat kesulitan. "Kalau BBM jadi naik akhir tahun ini, dan awal 2015 sudah ada standar upah minimum baru, jelas itu mempengaruhi produksi yang akhirnya merembet ke harga jualnya jadi tinggi," kata dia.

Pengusaha kerajinan perak khawatir, perak yang saat ini mulai kembali menjadi primadona dibanding emas putih atau murni untuk prosesi pernikahan, akan kembali terpuruk jika harga jualnya melambung. "Kami minta pemerintah daerah memperhatikan dan mengantisipasi dampak BBM dan upah minimum itu pada UMKM, bukan industri besar saja," kata dia.

Wirajaya, pemilik industri makanan ringan 'Kalesia' yang memproduksi jajanan ampyang mengaku tak akan mampu menghadapi beban ganda akibat upah minimum baru dan kenaikan BBM itu. "Untuk upah tahun ini saja kami tangguhkan dan bayar bertahap, apa lagi tahun depan naiknya tinggi sekali," kata Wirajaya yang mempekerjakan karyawan tak sampai sepuluh orang itu.

Dia memprediksikan margin keuntungan saat BBM jadi dinaikkan akan semakin mepet karena akan mempengaruhi kulakan bahan baku utama. "Khususnya gula, jika BBM naik pasti akan naik," kata pengusaha yang biasa memproduksi 3.000 pak jajajan tiap bulan itu.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

4 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

11 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

12 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

17 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

18 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

19 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

19 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

20 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

20 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya