SBY memberikan keterangan pers penerbitan Perpu UU Pilkada di Istana Negara, Jakarta, 2 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Bogor - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengucapkan salam terakhir kepada para kepala daerah serta pejabat negara, TNI, dan Polri dalam acara Silaturahmi Nasional yang diadakan di Sentul, Bogor, Rabu, 15 Oktober 2014.
Dalam pidatonya, Presiden SBY meminta maaf jika selama menjabat belum bisa memenuhi kehendak rakyat. "Saya mohon maaf selama sepuluh tahun ini jika ada sikap dan tutur perilaku yang tidak berkenan. Percayalah, tidak ada niatan. Semata-semata itu hanya manajemen pemerintahan," ujar SBY. (Baca: Jelang Lengser, SBY Beri Wejangan kepada TNI)
Kepada para pejabat yang masih akan bertugas pada era kepemimpinan baru, SBY mengatakan mereka harus memahami bahwa pembangunan adalah proses jangka panjang, bukan peristiwa atau proses satu-dua tahun.
"Bersyukurlah kepada Allah, karena Saudara-saudara telah menjadi pelaku sejarah untuk membangun negeri ke depan yang lebih baik " katanya.
Dalam pidatonya, Presiden SBY mengharapkan Silatnas mampu menyatukan hati, semangat, dan tekad untuk melanjutkan pembangunan Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera.
"Pemimpin harus terbuka dan jujur dalam melanjutkan pembangunan. Artinya, pemimpin harus mengakui capaian pemimpin sebelumnya. Kekurangan pemimpin lama hendaknya menjadi PR bagi penggantinya," katanya.
SBY meminta masyarakat memberikan dukungan penuh kepada pemimpin baru, Joko Widodo, yang akan menggantikannya pada 20 Oktober mendatang.
"Saya meminta saudara mendukung Presiden Joko Widodo dalam menghadapi tantangan baru yang tidak kecil," katanya.