TEMPO.CO, Jakarta - Pertarungan antara koalisi partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla merembet ke ranah pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah. Dua senator yang masing-masing dekat dengan kubu yang berbeda itu diperkirakan bersaing ketat untuk memperebutkan kursi Ketua DPD. Mereka adalah Irman Gusman dan Oesman Sapta Odang.
Irman adalah bekas peserta konvensi Partai Demokrat, partai yang belakangan bersekutu dengan koalisi Prabowo untuk merebut jabatan pimpinan DPR. Adapun Oesman adalah salah satu orang dekat Jusuf Kalla. Melalui organisasinya, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman mendeklarasikan dukungan kePADA pasangan Jokowi-Kalla pada Juli lalu. (Baca: FITRA: Irman Gusman Tak Layak Jadi Ketua DPD)
Perebutan Ketua DPD berlangsung alot sejak, Rabu, 1 Oktober 2014. Kubu Oesman menghendaki tata tertib pemilihan diubah berdasarkan suara terbanyak. Adapun tata tertib pemilihan yang dibuat Irman, yang masih menjabat Ketua DPD, menghendaki sistem pemungutan suara. Pemilihan Ketua DPD bakal dilanjutkan malam ini. (Baca: KPK dan DPD Kompak Tolak UU MD3)
Oesman tak membantah jika persaingan antara kubu Prabowo dan Jokowi disebut merembet ke pemilihan Ketua DPD. Namun dia menegaskan, walau pilihan pribadi berbeda, anggota DPD tak boleh berpihak. "Saya ini netral," katanya saat menghadiri Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis siang, 2 Oktober 2014.
Dia menyatakan DPD justru harus menjadi penyeimbang di antara dua kubu itu. Tujuannya adalah agar DPD mampu menjadi penengah bila persaingan politik parlemen semakin keras. Ia berjanji akan membawa DPD sebagai lembaga penyeimbang bila terpilih sebagai ketua.
Adapun Irman belum berhasil dihubungi hingga berita ini ditulis. Ia belum terlihat dalam rapat MPR yang sedang berlangsung siang ini.