Ahli Geologi: Muka Air Tanah Yogyakarta Terus Turun

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Sabtu, 27 September 2014 08:05 WIB

Sejak beberapa bulan yang lalu Grand Quality Hotel

TEMPO.CO, Yogyakarta - Peneliti Penanggulangan Bencana Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, mengatakan pembangunan hotel yang tak terkendali di Kota Yogyakarta membuat permukaan air tanah terus menurun. Berdasarkan risetnya, permukaan air tanah terus menurun sebanyak 15-50 sentimeter per tahun.

Ia merujuk pada riset yang dilakukan pada 2006. Eko meyakini kondisi itu tidak membaik, melainkan tambah buruk. Terus menurunnya permukaan air tanah di Yogyakarta akan berdampak buruk bagi ketersediaan air warganya. (Baca: Moratorium Hotel di Yogya Terancam Gagal)

Makin rendah permukaan air, maka warga Yogyakarta semakin susah menjangkaunya. “Warga Yogyakarta dipaksa membeli air akibat terus memburuknya kondisi air tanah di Yogyakarta,” kata Eko Teguh dalam diskusi berjudul Pembangunan Hotel di Yogyakarta dan Risikonya terhadap Ekonomi, Sosial, dan Budaya di sekretariat Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, Kamis malam, 25 September 2014. (Baca: Penduduk Gunungkidul Bergantung Bantuan Air)

Ia mencontohkan sejumlah hotel berbintang yang menyedot air secara serampangan. Buruknya manajemen air hotel itu mengganggu ketersediaan air di sumur milik warga sekitarnya. Hotel menyedot air dengan cara mengebor yang sedotan airnya “mencuri” air sumur di sekitar. Hotel-hotel itu tidak punya alat ukur sedotan air itu mengakibatkan berkurangnya air sumur.

Padahal, ada teknologi yang bisa menghitung apakah sedotan air itu mengganggu sumur warga sekitarnya atau tidak. Ini adalah persoalan investasi saja. Sayangnya hotel tidak mau merogoh duit untuk menerapkan teknologi. “Teknologi itu murah kok. Investasi itu seharusnya jujur, tidak merugikan pihak lain,” katanya.

Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Istijab, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air hotel tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pasokan dari perusahaan daerah air minum. Itulah sebabnya hotel mengambil air dari sumur dalam. “Karena hotel mengebor sumur dalam maka tidak mengganggu sumur dangkal milik warga di sekitar hotel,” kata Istijab.

Data PHRI menunjukkan saat ini terdapat 68 hotel berbintang dan 1.010 hotel tidak berbintang. Jumlah total kamar hotel berbintang dan tak berbintang di Yogyakarta 20.500 kamar. Saat ini hotel yang mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan sebanyak 110 hotel. Pemerintah baru mengeluarkan 70 IMB.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

19 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

22 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

58 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya