Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam keterangan pers, di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, 22 Juli 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Muhammad Fuad Basya menyatakan pengangkatan pengusaha Dato Sri Tahir sebagai penasihat Panglima TNI Jenderal Moeldoko sudah sesuai ketentuan. Keputusan itu, kata Fuad, tak perlu didahului dengan meminta restu Dewan Perwakilan Rakyat. “Itu, kan, hak panglima selaku pejabat negara setingkat menteri,” kata Fuad saat dihubungi, Senin, 22 September 2014.
Pengangkatan secara resmi dengan menerbitkan surat keputusan, menurut Fuad, dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. “Kalau tidak diumumkan atau sembunyi-sembunyi, itu yang tidak benar,” ujarnya. Pengangkatan Tahir, kata Fuad, juga merupakan bentuk kreativitas dan inovasi Jenderal Moeldoko untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit.
Menurut Fuad, pengangkatan Tahir sebagai penasihat tak akan mempengaruhi profesionalitas prajurit TNI. Justru pengangkatan secara resmi merupakan upaya Panglima untuk menjaga transparansi dan netralitas TNI.
Menurut Fuad, Tahir diangkat menjadi penasehat bidang kesejahteraan lantaran pengusaha itu terlibat aktif dalam beberapa kegiatan sosial untuk TNI. Saat ini Tahir juga tengah menyiapkan pembangunan seribu rumah untuk prajurit. Pembangunan itu dibiayai sepenuhnya secara mandiri tanpa membebankan anggaran negara. Sebelumnya Tahir juga pernah memberikan bantuan beasiswa untuk keluarga prajurit TNI.
Mengenai kabar pengangkatan pengusaha lainnya, Peter Sondakh, sebagai penasihat Panglima TNI bidang ekonomi, menurut Fuad, tidaklah benar. Hingga kini Panglima belum mengeluarkan surat keputusan pengangkatan Peter Sondakh.
