(kiri-kanan) DuBes Indonesia di Belgia Arif Havas Oegroseno, Director Wahid Institute Yenny Wahid, Collective Against Islamophobia Marwan Muhammad, Director of European Network Against Racism Michael Privot, saat Seminar "Fundamental Rights in the European Union, Lesson Learned for Indonesia" di PBNU, Jakarta (14/5). Tempo/Natalia Santi
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif The Wahid Institute Yenny Wahid menekankan pentingnya pelaksanaan pilkada langsung. Yenny menyebut pilkada melalui DPRD memang menghemat anggaran negara, tapi menyebabkan kerugian imateriil. (Baca: Wahid Institute Gelar Pawai Perdamaian Terbesar)
"Kerugian imateril itu adalah hak rakyat yang terberangus, hak rakyat yang tercabut," kata Yenny di Jakarta Pusat, Ahad, 21 September 2014
"Saya pribadi mendukung pilkada langsung." Yenny mengatakan kedaulatan tertinggi seharusnya tetap berada di tangan rakyat. "Jangan hanya di tangan sekumpulan elite saja."
Yenny mengatakan almarhum ayahnya--Abdurrahman Wahid--memiliki cita-cita agar bangsa selalu mengedepankan kepentingan bangsa.
"Semua bersatu mengedepankan kepentingan bangsa. Dibanding cita-cita sendiri dan kelompoknya, itu cita-cita Gus Dur." Maka, putri presiden keempat Republik Indonesia tersebut mengatakan pilkada langsung perlu dipertahankan. "Jangan cabut hak rakyat karena itu merupakan sebuah kerugian."