Alasan Rakernas PDIP Tak Rekomendasi Harga BBM  

Reporter

Editor

Budi Riza

Minggu, 21 September 2014 13:13 WIB

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Jokowi dan Puan Maharani mengadakan jumpa pers di Semarang, Jateng, 19 September 2014. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Rapat Kerja Nasional IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menghasilkan sejumlah rekomendasi yang rata-rata berisi permintaan kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendatang. Ada 10 halaman folio dengan 24 item.

Rekomendasi banyak menyinggung berbagai persoalan bangsa dan negara. Kemudian PDIP memberikan pernyataan sikap dan permintaan solusi atas permasalahan bangsa itu, termasuk soal energi dan harga bahan bakar minyak. (Baca: Alasan PDIP Minta Nama Kabinet Trisakti ke Jokowi)

Meski banyak disinggung dalam rekomendasi, rakernas tidak memberikan keputusan apakah pemerintahan Jokowi perlu menaikkan harga bahan bakar minyak atau tidak. Ketua DPP PDIP Puan Maharani punya alasan sendiri kenapa rakernas tidak merekomendasikan sikap tentang harga BBM.

"Kami belum bisa bicara setuju atau tidak setuju (harga BBM naik). Soal harga BBM masih menjadi wewenang pemerintahan hari ini," kata Puan.

Saat ini, kata Puan, pemerintahan Jokowi belum terbentuk sehingga PDIP tidak bisa melihat persoalan BBM secara sepenggal-penggal. "Ketika presiden sudah dilantik dan resmi, maka kami baru bisa masuk ke wilayah itu," kata Puan. (Baca: Soal PPP-PAN Bergabung, PDIP Menunggu Happy Ending)

PDIP memastikan akan berjuang agar defisit anggaran bisa diatasi. Anggaran yang semakin menguras APBN bisa dialokasikan ke sektor lain supaya rakyat tidak sengsara.

Soal ancaman krisis energi, Rakernas PDIP hanya merekomendasikan agar pemerintah Jokowi membuat kebijakan energi yang memperkuat tingkat kepercayaan publik dan APBN agar sektor usaha rakyat berkembang. Dalam rekomendasi Rakernas PDIP, partai ini mengakui pemerintahan mendatang akan menghadapi persoalan-persoalan ekonomi yang cukup serius. (Baca: PDIP Minta Jokowi Beri Nama Kabinet Trisakti)

Dalam bidang energi, kata Puan, harga bahan bakar minyak dan gas melonjak tinggi, yang berimplikasi pada berbagai sektor kehidupan masyarakat. Puan menambahkan, pada bidang keuangan, nilai rupiah makin merosot tajam dan defisit anggaran membengkak, serta menjadi ancaman serius bagi perekonomian nasional Indonesia.

"Pemerintahan baru 2014-2019 akan terwarisi oleh utang negara yang sangat membebani APBN," kata Puan.

Adapun pada bidang pangan, kata Puan, Indonesia semakin tidak berdaulat. Sebab, negara sangat bergantung pada impor. Pemerintah saat ini gagal mencapai target swasembada beberapa komoditas, seperti beras, jagung, kedelai, gula, susu, dan daging.

ROFIUDDIN









Berita lain:
Jokowi: Bangsa Besar Tidak Cukup Dibangun Empat Partai
Mega: Emangnya Saya Ngurusin Kabinet
Gerindra Kongres, Adik Prabowo Datangi Ragunan




Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

6 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

9 hari lalu

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

11 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

36 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

Partai politik memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara.

Baca Selengkapnya

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

36 hari lalu

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar di dunia memilih dominasi hanya dua partai politik yaiutu Partai Republik dan Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

42 hari lalu

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

LSI Denny JA menyatakan Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi semipermanen, apa maksudnya? Berikut beberapa jenis koalisi.

Baca Selengkapnya

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

44 hari lalu

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, dan PAN penuhi parliamentary threshold di Pemilu 2024. Apa bedanya dengan Presidential Threshold?

Baca Selengkapnya

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

45 hari lalu

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

Hasil akhir rekapitulasi suara KPU menyebutkan 8 parpol lolos ke Senayan. Sementara 10 parpol lainnya gagal ke DPR di Pemilu 2024. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

45 hari lalu

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

Hakim MK mengatakan, keberlakuan Pasal 228 UU Pemilu sesungguhnya ditujukan bagi partai politik secara umum,

Baca Selengkapnya

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

46 hari lalu

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

Seorang mahasiswa mengajukan permohonan uji materiil Undang-undang tentang Partai Politik ke Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya