Meluas, Tuntutan Agar SBY Tarik RUU Pilkada  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 12 September 2014 11:08 WIB

Presiden SBY memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan politisi dari partai anggota Koalisi Merah Putih di kediamannya Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa 2 September 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Veri Junaedi meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menarik naskah Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang tengah dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat. “Kami mendukung agar Presiden menarik pembahasan dan menyerahkan kelanjutannya pada pemerintahan mendatang,” ujar Veri saat dihubungi Tempo, Jumat, 12 September 2014. (Baca: Kepala Daerah Pendukung Prabowo Membelot)

Menurut Veri, ada dua alasan kuat yang membuat Presiden harus menarik draf RUU, yaitu soal waktu dan substansi. Saat ini waktu pembahasan naskah yang tersisa sangat singkat, sekitar dua pekan. Padahal, menurut dia, masih banyak hal krusial yang belum diatur dan harus dibahas dalam draf RUU. (Baca: RUU Pilkada Cerminkan Kepentingan Golongan)

Selain itu, perdebatan RUU masih berkutat soal mekanisme pemilihan kepala daerah. Pembahasan belum menyinggung hal substansi terkait pembenahan proses pilkada, seperti pembatasan dana kampanye, peningkatan partisipasi publik, dan pengaturan agar pilkada tak berbiaya tinggi. “Padahal, soal politik biaya tinggi ini terbukti menjadi hal krusial yang dipersoalkan selama pileg dan pilpres.” (Baca: Pemerintah Mati-matian Loloskan Pilkada Langsung)

Pembahasan naskah RUU, kata Veri, seharusnya ditujukan untuk menyempurnakan sistem pemilihan yang sudah ada. DPR seharusnya tak mengutak-atik lagi mekanisme pemilihan, tetapi fokus melakukan perbaikan. Karena itu menurut dia, bila pembahasan tetap dilanjutkan, perdebatan masih tetap akan berkutat soal mekanisme pemilihan. “Otak DPR sekarang itu sudah mentok hanya soal mekanisme.” (Baca: Sengkarut Pilkada di DPR, Ini Asal Mulanya)

Agar perbaikan lebih konstruktif, Veri meminta Presiden Yudhoyono berani memerintahkan Kementerian Dalam Negeri menghentikan pembahasan. Penarikan naskah dimungkinkan dan tidak bertentangan dengan aturan perundang-undangan. SBY juga harus bisa mempertahankan sistem pemilihan langsung yang mulai diberlakukan sejak 2005, yaitu pada awal pemerintahannya. Apalagi SBY juga merupakan presiden pertama yang dipilih melalui pemilihan langsung.

IRA GUSLINA SUFA




Terpopuler lainnya:




Jokowi Tolak Mercy, Sudi: Mau Mobil Bekas?
Ini Keunggulan iPhone 6 Ketimbang iPhone Lama
Benda Ini Wajib Dibawa Jokowi-Iriana ke Istana
Hari Ini, Harga Elpiji Naik Rp 18 Ribu per Tabung

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

33 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya