Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia, Rully Akbar, mengatakan harapan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widododan Jusuf Kalla kelak terbilang sangat tinggi.
Harapan ini lebih tinggi 20 persen dibanding dukungan saat pengumuman pemenang pemilu presiden oleh Komisi Pemilihan Umum, yaitu 53,15 persen.
Namun ada persepsi dari mayoritas responden bahwa program kerja pemerintahan Jokowi-Kalla akan terhambat dalam pengesahan di Dewan Perwakilan Rakyat. Ini karena mayoritas anggota DPR berasal dari Koalisi Merah Putih--pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Mereka adalah pesaing Jokowi-Kalla dalam pemilu presiden Juli lalu,
Menurut hasil survei yang dirilis hari ini, ada empat ancaman bagi pemerintahan Jokowi-Kalla yang harus diperhatikan. Empat ancaman yang ditimbulkan oleh kekhawatiran publik itu yakni Jokowi-Kalla tidak bisa memenuhi janji kampanye secara cepat, Jokowi-Kalla menjadi lame-duck president atau presiden yang lumpuh karena mayoritas parlemen dikuasai oleh Koalisi Merah Putih, adanya ujian kenaikan harga BBM, dan terlalu banyaknya kompromi politik yang membuat kinerja pemerintahan Jokowi-Kalla tidak maksimal. (Baca: KPK Patok Tiga Syarat untuk Calon Menteri Jokowi )
Pengumpulan data survei dilakukan pada 24-26 Agustus 2014, dengan 1.200 responden dan menggunakan metode multistage random sampling.