Pengamat: Pemerintah Telat Tangkal ISIS  

Reporter

Kamis, 7 Agustus 2014 04:57 WIB

Seorang warga menonton video deklarasi dukungan kelompok ISIS di Mesjid Ridha Makassar, Sulawesi Selatan, 6 Agustus 2014. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah mendapat dukungan dari sebagian jemaah di Makassar pada 8 Juni 2014 lalu. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti gerakan radikal Islam UIN Sunan Kalijaga, Muhammad Wildan, menilai pemerintah telat mengantisipasi perluasan kampanye Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Menurut dia, pencegahan munculnya kampanye ISIS dengan beragam media merupakan langkah paling efektif menghambat perluasan pengaruh idelogi jihad gerakan itu. (Baca: Endus ISIS, Intelijen Daerah Lintas Sektor Disebar)

"Pembiaran pada pemasangan spanduk dan bendera ISIS di Solo itu kesalahan fatal," kata dia pada Rabu, 6 Agustus 2014.

Wildan menilai langkah pemerintah berupa ancaman pencabutan kewarganegaraan terhadap pendukung ISIS justru tidak efektif menghambat perluasan pengaruh ideologi jihad. Pencegahan seharusnya perlu dilakukan dengan melarang pemasangan spanduk, bendera dan deklarasi dukungan untuk ISIS. "Termasuk kampanye di Internet juga perlu dibatasi," kata dia. (Baca: Pemerintah Blokir 27 Video ISIS di Internet)

Dia berpendapat perluasan ideologi di masyarakat memang tidak mungkin dibatasi dengan larangan. Langkah paling efektif ialah membatasi media kampanye gagasannya. "Kampanye dengan beragam media dan aktivitas deklarasi dukungan ke ISIS yang harus dilarang," kata dia.

Wildan memperkirakan kampanye ISIS di Indonesia berpeluang mengkonsolidasikan kembali banyak faksi-faksi yang selama ini terpecah-belah di internal gerakan Jamaah Islamiah (JI). Selain berpotensi menarik simpati aktivis JI, menurut Wildan, kampanye ISIS juga mudah berpengaruh di kalangan alumnus jihadis Afganistan. (Baca: Pendukung ISIS Bantah Isu Makar)

"Organisasi Islam seperti HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) atau Majelis Mujahidin Indonesia kecil kemungkinan tertarik ideologi ISIS," kata dia.

Perluasan kampanye ISIS juga berpotensi menciptakan regenerasi jihadis baru. Namun, Wildan mengatakan saat ini pengaruh ideologi ISIS lebih mungkin mendorong aktivitas jihad di luar Indonesia. "Beda dari Al-Qaeda, ISIS berorientasi teritori lokal Timur Tengah dan cenderung sektarian," ujar dia.

Oleh karena itu, menurut dia, banyak kalangan meragukan kesungguhan Abu Bakar Baasyir saat mengikuti pembaiatan pendukung ISIS. Sebabnya, karakter ideologi jihad ISIS berbeda jauh dari Al-Qaeda yang selama menjadi rujukan JI. "Bisa saja karena dia kurang menerima informasi," kata Wildan.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Topik terhangat:
Arus Mudik 2014 | MH17 | Pemilu 2014 | Ancaman ISIS

Berita terpopuler lainnya:
Ainun Najib: Next Project, Kawalpilkada.org
Google Tarik Game 'Bomb Gaza,' Dianggap Provokatif
Juru Parkir Liar di Kota Tua Raup Rp 2 Juta Sehari

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

19 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

38 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

39 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

47 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

48 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

50 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

50 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

50 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

51 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

51 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya