TEMPO Interaktif, Denpasar Setelah resmi mengajukan gugatan terhadap keabsahan Kongres II PDIP, Gerakan Pembaruan bersama utusan-utusan kongres yang walk-out, Rabu (30/3) membentuk tim untuk menjaga kelangsungan perlawanan mereka. Tim terdiri dari tokoh- tokoh Gerakan Pembaruan dan wakil-wakil dari 9 daerah yang menolak kongres.Dari tokoh pembaruan antara lain Sukowaluyo Mintohardjo, Didi Supriyanto, Mochtar Buchori, Postdam Hutasoit dan Mat Alamin. Laksamana yang juga hadir dalam pertemuan tidak dimasukkan karena kemungkinan masih akan didukung di arena kongres oleh sejumlah utusan pro-pembaruan yang belum keluar dari kongres. Sementara itu perwakilan dari 9 daerah antara lain dari Jambi, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat dan Sulawesi Utara.Tugas dari tim ini dalah membuat laporan resmi mengenai peristiwa dalam kongres yang dinilai sebagai pelanggaran AD/ART dan membuat sebagian utusan walk out. Yakni, pada Sidang Paripurna I kongres yang membahas Tata Tertib khususnya pada pasal 7 ayat 1 butir a dan b yang bertentangan dengan pasal 21 AD/ART PDIP. "Kronologi dan alasan-alasan itu kemudian akan disebarkan ke daerah-daerah," tegas Sukowaluyo Mintohardjo.Tugas kedua adalah merumuskan bentuk kelembagaan untuk melanjutkan perjuangan dan mengantisipasi bila gugatan dikabulkan di pengadilan. Bila dikabulkan berarti Kongres II PDIP harus diulang dan mereka siap untuk menangani Kongres Luar Biasa itu. "Kita akan benar-benar menyiapkan kongres yang bermartabat dan demokratis," tegas Sukowaluyo. Tugas tim yang ketiga adalah melakukan koordinasi ke daerah-daerah dan mengumpulkan dukungan kader atas perjuangan mereka, baik dari kalangan struktural maupun non struktural. Dukungan diperlukan karena mereka berharap, perjuangan ini akan menjadi perjuangan bersama kalangan PDIP yang menolak pelanggaran mekanisme partai.Dikonfirmasi mengenai pengunduran diri Guruh dari Gerakan Pembaruan dan terus maju ke pencalonan di kongres, Sukowaluyo menolak berkomentar. "Itu hak mas Guruh, kita mempersilahkan dia maju," katanya. Tokoh pembaruan lainnya Didi Supriyanto menyebut, mereka telah bersepakat untuk melanjutkan pembaruan dengan strategi masing-masing namun dengan tujuan yang sama. Rofiqi Hasan-Tempo