TEMPO.CO, Jakarta - Kongres PDIP di Bali dihadiri ribuan peserta dan undangan. Hal ini tentu saja mengundang para pedagang untuk menjajakan jualannya. Jadilah lokasi parkir Hotel Bali Beach, Sanur, tempat kongres dilaksanakan berubah mirip pasar malam. Pedagang berbagai suvenir dan atribut PDIP pun tumplek di sana.
Bahkan Hasim, datang dari Jakarta untuk berdagang di Bali. Ia menjual baju, jaket, jas dan pin. "Agak sepi, jas baru laku dua," kata dia.
Pedagang lainnya, Supriatno, 52 tahun mengatakan, masih menunggu para peserta kongres untuk berbelanja. Pria asal Jakarta ini memprediksi setelah sidang banyak yang akan berbelanja. “Kemungkinan malam ini atau besok pagi,” katanya saat ditemui di hari pertama Kongres PDIP, Kamis 8 Agustus 2019.
Supriatno menyebutkan, dirinya rutin mengikuti acara PDIP untuk berjualan baju berlogo banteng moncong putih. “Saya sehari-hari berjualan di kantor DPP PDIP,” ujarnya.
Harga baju kemeja Rp 70 ribu dan baju kaos Rp 60 ribu per potong di area kongres.
Penjual pin PDIP, Reza, 32 tahun mengatakan penjualan lumayan. Paling laris pin berlogo Soekarno.
Tidak hanya penjual busana dan atributnya di Kongres PDIP di Sanur, tampak juga penjualan obat tradisional. Pedagang minyak belut, Rizal, 55 tahun penjual minyak belut mengatakan rutin hadir dalam hajatan partai politik.
"Rutin ikut kongres PDIP dan partai lain. Khasiat minyak belut digunakan untuk pria menambah vitalitas," ujarnya.