Virus MERS, Pemerintah Harus Moratorium Haji  

Rabu, 14 Mei 2014 05:57 WIB

Pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) mengkuti sosialisasi pencegahan pengendalian Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) di Medan, Sumut, Jumat (9/5). ANTARA/Irsan Mulyadi

TEMPO.CO, Surabaya - Direktur Avian Influenza-zoonosist Research Center (AIRC) Chairul Anwar Nidom mengusulkan agar pemerintah melakukan moratorium haji tahun ini. Alasannya, belum ditemukan vaksin untuk virus MERS-CoV dan pemerintah Arab Saudi terkesan tidak ada upaya pengendalian apa pun untuk mengantisipasi penyebaran MERS.

"Kalau hingga awal Juli tidak ada tindak pencegahan dari Arab Saudi, saya pribadi menyarankan moratorium haji," kata Nidom kepada Tempo, Selasa, 13 Mei 2014. (Baca: Virus MERS Meluas, 147 Orang Meninggal di Saudi)

Ibadah haji, kata dia, merupakan momen berkumpulnya puluhan juta umat muslim dunia di satu tempat. Bila tidak ada upaya pengendalian, Nidom mengatakan, penularan virus MERS lebih cepat ke negara-negara muslim lainnya lewat para Jemaah. (Baca: Waspada MERS, Kemenag Tasikmalaya Awasi Jemaah)

Nidom juga mendorong negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) menginisiasi pertemuan untuk membahas bahaya MERS. Upaya ini penting mengingat banyak umat muslim dunia akan menunaikan ibadah haji di tengah ancaman virus MERS.

"Indonesia harusnya mendorong ini agar memberikan pencerahan pada umat muslim. Jangan dipaksakan berangkat jika hingga awal Juli belum ada upaya pencegahan MERS, terlalu berisiko," katanya.

Ia mengingatkan bahwa virus MERS belum tentu berasal dari unta. Sebab, riset belum menemukan virus hidup MERS pada tubuh unta, melainkan hanya ditemukan DNA virusnya.

Dia juga mempertanyakan keseriusan WHO menghadapi virus MERS. Karena ditemukan di jazirah Arab Saudi, ia menduga WHO sengaja tidak memutuskan wabah global virus MERS. "Kenapa WHO diam saja? Jangan-jangan karena virus MERS ditemukan di daerah kawasan umat muslim," kata Nidom. (Baca: Antivirus MERS Bikinan Indonesia Tunggu Izin WHO)

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

20 Februari 2024

WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal

16 Desember 2022

Piala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal

Ajang sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar dibayang-bayangi sebaran flu unta atau MERS. Seberapa berbahanya dan Bagaimana gejalanya?

Baca Selengkapnya

Upamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan

15 Desember 2022

Upamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan

Didier Deschamps mengatakan Upamecano dan Rabiot tidak tampil di semifinal setelah menderita sakit dalam beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Bayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya

15 Desember 2022

Bayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Sebelum perhelatan Piala Dunia 2022, terdapat setidaknya 2.600 kasus flu unta yang terkonfirmasi dan 935 di antaranya menyebabkan kematian.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta

8 Desember 2022

Piala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta

MERS adalah satu dari delapan risiko infeksi potensial yang secara teoritis dapat muncul selama Piala Dunia Qatar 2022.

Baca Selengkapnya

NeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik

31 Januari 2022

NeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik

Masyarakat diminta tak panik dengan kabar tentang NeoCoV, jenis yang lain lagi dari keluarga virus corona--berbeda dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19

20 April 2020

Sembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19

MERS-CoV adalah kerabat dari sindrom pernafasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit COVID-19.

Baca Selengkapnya

Infeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal

3 April 2020

Infeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal

Infeksi virus corona COVID-19 dan bahkan sekadar influenza bisa berujung fatal karena fenomena yang disebut badai sitokin.

Baca Selengkapnya

Awas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas

19 Maret 2020

Awas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas

Pandemi virus corona, membuat masyarakat semakin khawatir. Selain antar manusia, virus corona bisa bertahan lama di permukaan berbahan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19

16 Maret 2020

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19

Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019 alias COVID-19.

Baca Selengkapnya