Ulama Terpolarisasi di Pilpres, NU Jatim Netral

Reporter

Senin, 5 Mei 2014 19:26 WIB

Calon Presiden dari Partai PDIP, Jokowi Widodo bertemu dengan pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, KH Salahudin Wahid (Gus Solah), di Jombang, Jawa Timur, (3/5) Malam. Tempo/ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur Soleh Hayat mempersilakan bila para kiai sepuh NU punya afiliasi politik sendiri pada pemilu presiden 9 Juli mendatang. Soleh tidak memungkiri bahwa saat ini para ulama kultural NU telah terpolarisasi ke kubu calon presiden tertentu. Misalnya pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, KH Nawawi Abdul Djalil, yang condong ke Prabowo Subianto. (Baca: Kiai Sepuh NU Condong Duet Prabowo-Mahfud Md.)

Begitu pula dengan para ulama NU di Kediri, seperti pengasuh Pesantren Lirboyo KH Idris Marzuki, pengasuh Pesantren Al-Amien KH Anwar Iskandar, pengasuh Pesantren Al-Falah KH Zainudin Jazuli, dan lain-lain. Adapun KH Salahuddin Wahid dari Pesantren Tebuireng serta KH Aziz Mansyur dari Pesantren Tarbiyatun Nasiin, Jombang, cenderung mendukung Joko Widodo alias Jokowi.

Menurut Sholeh, NU tidak dapat membatasi sikap para ulama kultural yang telah kenyang pengalaman. Namun ia mengimbau bagi warga Nahdliyin yang mendukung calon presiden, baik Prabowo maupun Jokowi, hendaknya tidak mengatasnamakan NU. "Dukungan politik itu hak masing-masing individu, tapi jangan membawa-bawa organisasi," kata Soleh, Senin, 5 Mei 2014.

Secara lembaga, kata Soleh, sikap NU sudah jelas, yakni netral dan mengayomi semua pihak. NU juga tidak mengeluarkan sikap politik bernada dukung-mendukung calon tertentu, meskipun hanya samar-samar. "Sebab ranah politik NU bukan politik praktis, tapi politik kebangsaan," kata dia.

Dengan jumlah pengikut mayoritas di Jawa Timur, Soleh paham bahwa NU merupakan organisasi kemasyarakatan yang selalu diperebutkan capres dari pemilu ke pemilu. Ulama pengasuh pondok yang memiliki santri ribuan juga selalu diperhitungkan untuk mendulang suara.

Namun dalam urusan politik, kata Soleh, tidak semua santri mau menuruti perintah kiainya. "Santri itu ya macam-macam. Ada santri yang mau nurut disuruh nyoblos capres ini, tapi banyak pula yang menolak," kata Soleh.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya Haryadi menilai, kiai NU pengasuh pesantren besar yang setara akan terfragmentasi orientasi politiknya dalam pilpres 2014, merupakan hal yang nyaris niscaya.

Fragmentasi kiai-kiai dan pesantren NU dalam pilpres dikatakan niscaya, kata Haryadi, sebab telah berkembang sebagai mekanisme survival ekonomi NU dalam konteks pilpres. "Mustahil membayangkan kiai dan pesantren NU solid hanya dukung satu capres," ujar Haryadi.

KUKUH S. WIBOWO

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

3 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

19 Februari 2023

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

Sebelum vonis dijatuhkan, berbagai lobi dilancarkan untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

Indicting Indosurya, Again

13 Februari 2023

Indicting Indosurya, Again

THE West Jakarta District Court acquitted the owner of Indosurya Saving and Loan Cooperative, Henry Surya, despite ...

Baca Selengkapnya

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

8 Februari 2023

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

Kengototan KPK mengusut kasus Formula E berdampak pada perpecahan antar-petinggi lembaga itu.

Baca Selengkapnya

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

10 November 2022

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

Ahmad Syaifuddin Zuhri, pria asal Lamongan, Jawa Timur berhasil menuntaskan studi doktoralnya di Cina berkat beasiswa pemerintah Cina.

Baca Selengkapnya

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

19 Oktober 2022

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

PWNU DKI Jakarta meminta agar Heru Budi Hartono tidak segan berkomunikasi, meminta pendapat dari tokoh ormas dan agama Jakarta.

Baca Selengkapnya