TEMPO.CO, Kupang - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan pelaku penembakan dua anggota Brimob di Poso, Sulawesi Tengah, adalah kelompok teroris, yang sampai saat ini masih dikejar. "Polisi masih mengejar pelaku dan kelompok teroris yang menembak dua anggota polisi itu," kata Boy Rafli saat menggelar pertemuan dengan wartawan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 5 Maret 2014.
Pelaku penembakan diduga adalah kelompok teroris Maskoro alias Daeng Koro alias Abdu Salam alias Sabar. Dalam baku tembak itu, dua warga sipil bersenjata ditangkap beserta barang bukti berupa satu senjata api laras pendek jenis revolver dan puluhan amunisi. Mereka dalam kondisi terluka karena terkena tembakan polisi.
Dua anggota Brimob yang terluka akibat tertembak adalah Bripda Baharuddin dan Bharada Syamsul Alam. Keduanya kini berada di ruang operasi Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah untuk menjalani perawatan intensif. Adapun dua warga sipil bersenjata yang ditangkap sedang menjalani pemeriksaan di Polres Poso.
Menurut Boy Rafli, polisi selalu menjadi sasaran tembak kelompok teroris namun itu sudah menjadi risiko tugas setiap anggota kepolisian di lapangan.
Boy Rafli meminta semua anggota kepolisian untuk selalu waspada dan berpegang pada prosedur operasi standar dalam memberantas kejahatan. "Musuh penjahat, terutama teroris, adalah polisi. Jadi polisi harus waspada," ujarnya.
YOHANES SEO
Berita terkait
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini
8 Agustus 2015
Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.
Baca SelengkapnyaTNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda
9 Mei 2015
Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.
Baca SelengkapnyaDiduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang
8 Mei 2015
Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.
Baca SelengkapnyaKronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei
8 Mei 2015
Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.
Baca SelengkapnyaUpaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei
8 Mei 2015
Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih
8 Mei 2015
Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan
8 Mei 2015
Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.
Baca SelengkapnyaBiro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei
8 Mei 2015
Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.
Baca SelengkapnyaHamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum
7 Mei 2015
ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.
Baca SelengkapnyaWNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur
7 Mei 2015
Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.
Baca Selengkapnya