Penembak Polisi di Poso Masih Dikejar  

Reporter

Rabu, 5 Maret 2014 15:26 WIB

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Kupang - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan pelaku penembakan dua anggota Brimob di Poso, Sulawesi Tengah, adalah kelompok teroris, yang sampai saat ini masih dikejar. "Polisi masih mengejar pelaku dan kelompok teroris yang menembak dua anggota polisi itu," kata Boy Rafli saat menggelar pertemuan dengan wartawan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 5 Maret 2014.

Pelaku penembakan diduga adalah kelompok teroris Maskoro alias Daeng Koro alias Abdu Salam alias Sabar. Dalam baku tembak itu, dua warga sipil bersenjata ditangkap beserta barang bukti berupa satu senjata api laras pendek jenis revolver dan puluhan amunisi. Mereka dalam kondisi terluka karena terkena tembakan polisi.

Dua anggota Brimob yang terluka akibat tertembak adalah Bripda Baharuddin dan Bharada Syamsul Alam. Keduanya kini berada di ruang operasi Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah untuk menjalani perawatan intensif. Adapun dua warga sipil bersenjata yang ditangkap sedang menjalani pemeriksaan di Polres Poso.

Menurut Boy Rafli, polisi selalu menjadi sasaran tembak kelompok teroris namun itu sudah menjadi risiko tugas setiap anggota kepolisian di lapangan.

Boy Rafli meminta semua anggota kepolisian untuk selalu waspada dan berpegang pada prosedur operasi standar dalam memberantas kejahatan. "Musuh penjahat, terutama teroris, adalah polisi. Jadi polisi harus waspada," ujarnya.

YOHANES SEO

Berita terkait

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.

Baca Selengkapnya

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.

Baca Selengkapnya