12 Pakar Ini Akan Uji Calon Hakim Konstitusi  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 25 Februari 2014 05:38 WIB

gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO , Jakarta: Wakil Ketua Komisi Hukum DPR, Azis Syamsuddin, mengatakan komisinya menyiapkan sebanyak 12 pakar untuk menguji kelayakan para calon hakim konstitusi. Mereka dari latar belakang profesi yang berbeda mulai tokoh agama, akademisi, hakim, hingga pakar hukum. "Ada sejumlah pakar yang diminta kesediaannya oleh komisi hukum ada juga yang mendaftar," kata Azis Syamsuddin saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin 24 Februari 2014.

Aziz menjelaskan, di antara mereka adalah mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Muzadi, mantan Hakim MK Mohammad Llaica Marzuki, mantan anggota MPR Zein Bajeber, mantan Menteri Hukum dan HAM Andi Matalatta, mantan Hakim MK H.A.S. Natabaya, Lauddin Muzani, dan pengamat hukum tata negara Saldi Isra. "Nama-nama itu sudah menyatakan kesediaannya."

DPR membuka lowongan hakim konstitusi hingga hari ini, Senin 24 Februari. Mereka akan memperebutkan dua kursi hakim lowong yang dulunya ditempati Akil Mochtar yang terjerat kasus korupsi sengketa pilkada dan Harjono yang pensiun Maret 2014.


Sudah ada 10 pelamar yang terdiri dari tujuh dosen, satu pensiunan Kementerian Hukum dan HAM, serta satu orang anggota DPR. Detik-detik penutupan pendaftaran muncul dua nama baru yakni Edie Toet Hendratno dan Erna Sjah Djaja. (Baca: Alasan DPR Tolak Calon Hakim Konstitusi)

Azis mengatakan, pakar itu bertugas menilai pengusahaan materi hukum, independensi, transnparansi, serta objektivitas para calon hakim dalam memutus sebuah perkara. "Penilaian dilakukan dengan sistem tanya jawab dan hasil pemaparan di makalahnya," ujar Azis.

Azis memastikan tak akan melibatkan lembaga seperti Komisi Yudisial untuk menelisik latar belakang para calon hakim tersebut. Menurut dia, penilaian dalam bentuk tanya jawab dan pemaparan makalah melalui uji kelayakan dan kepatutan sudah cukup.
"Ini sudah menjadi bentuk pencegahan, soal nantinya mereka bagaimana, itu
tanggung jawab personal masing-masing," ujarnya.

Dia tak bisa menjamin para tim pakar bakal benar-benar independen dalam mengusulkan salah satu calon hakim yang dianggap layak tersebut. Ia hanya berharap hakim yang terpilih mampu mengemban tugas dan menjaga harkat dan martabat hakim konstitusi. "Soal mereka membawa agenda tertentu cuma malaikat yang tahu, kami bukan dukun," kata dia.

TRI SUHARMAN

Berita Terpopuler
Ada Setoran di Balik Label Halal Daging Australia
Pulau Misterius Mendadak Muncul di Laut Bekasi
Twitter Ridwan Kamil Dibanjiri Protes Jam Malam
Kasus Risma Hantam PDIP, Bukan Jokowi

Berita terkait

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

1 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

1 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

4 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

5 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

5 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

6 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya