TEMPO Interaktif, Sukoharjo: Acara workshop Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyyah (JIMM) yang berlangsung di Gedung Yakkum Kartasura, Sukoharjo dibubarkan secara paksa oleh beberapa orang yang mengatasnamakan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyyah (Kokam) Cabang Kartasura, Sabtu dinihari sekitar pukul 00.00 WIB. Menurut sejumlah peserta dan panitia workshop, para anggota Kokam tersebut mengancam akan menggunakan cara-cara fisik bila peserta tak mau keluar dari gedung tersebut. Adapun alasan yang disampaikan Kokam dengan mengusir peserta workshop karena mereka tidak sepakat menggunakan Gedung Yakkum yang merupakan tempat milik yayasan Kristen. ?Padahal JIMM menggunakan Gedung Yakkum sekadar menyewa dan tidak ada kaitan sama sekali antara kegiatan workshop dengan yayasan tersebut. Namun orang-orang yang mengatasnaman anggota Kokam itu tidak mau menerima penjelasan kami dan tetap memaksa workshop yang kami gelar harus dibubarkan saat itu juga,? ujar Ketua Panitia Workshop JIMM, Sarbini S.Ag, kepada wartawan Sabtu (1/1). Sarbini menceritakan, ketika diskusi tengah berlangsung tiba-tiba datang sekelompok pemuda dengan menggunakan mobil Toyota Kijang dengan mengatasnamakan Kokam Kartasura. Salah seorang yang bernama Jayendra langsung mengultimatum agar workshop segera dibubarkan jika tidak akan mengerahkan massa yang lebih banyak untuk membubarkan secara paksa. Atas tindakan pembubaran paksa tersebut, acara workshop terpaksa harus dipindah ke tempat lain yakni Ponpes Al Muayyad Windan, Sukoharjo. Ketua PW Muhammadiyyah Jateng, Drs Dahlan Rais ketika dikonfirmasi mengatakan dirinya sudah menerima laporan tentang peristiwa pembubaran workshop tersebut. Ia mengaku kecewa mengapa mesti terjadi kejadian semacam itu. ?Kami minta masalah ini diselesaikan baik-baik, toh kedua pihak kan juga saudara sendiri mengapa harus ribut-ribut,? paparnya kepada Tempo. Dahlan meminta masing-masing pihak mawas diri. Kokam seharusnya tidak bertindak main paksa semacam itu dan bisa dibicarakan baik-baik dulu. Begitu pula kepada JIMM sebaiknya sebelum mengadakan acara memberitahukan kepada pengurus atau tokoh Muhammadiyyah setempat. ?Kalau pengurus tahu kan komunikasinya enak,? paparnya. Pada saat pembubaran paksa, lanjut Dahlan, dirinya juga ditelpon panitia yang meminta saran. ?Malam itu saya sarankan agar workshop pindah ke tempat lain saja untuk menghindari benturan fisik. Kan malu masak sesama saudara sendiri sampai bentrok semacam itu,? ujarnya. Anas Syahirul?Tempo