TEMPO.CO, Bengkulu - Anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Bengkulu mengamankan pelaksanaan Misa Natal di sejumlah gereja di daerah tersebut.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Wilayah GP Ansor Bengkulu, M. Sholeh, aktivitas ini menjadi bentuk toleransi umat muslim dan kristiani. "Penjagaan ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia kepada Tempo, Rabu, 25 Desember 2013.
Menurut Sholeh, semua anggota Ansor Bengkulu dikerahkan untuk menjaga setiap gereja. Di setiap gereja, ada 5-10 orang relawan GP Ansor bersama polisi yang menjaga prosesi Misa Natal.
Sholeh mengatakan, penjagaan ini diperlukan lantaran setiap daerah memiliki potensi konflik beragama, termasuk Bengkulu. "Menjaga lebih baik, kami tidak ingin ada pihak-pihak yang menunggangi perbedaan untuk saling bermusuhan," ujarnya.
Pada Rabu pagi, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah bersama jajarannya memantau beberapa gereja, antara lain Gereja Saint Yohanes dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Junaidi yang dikenal sebagai pemuka agama Islam ini juga mengucapkan selamat Natal kepada umat kristiani yang sedang beribadah.
Junaidi meyakinkan umat kristiani jika masyarakat Bengkulu memiliki toleransi beragama yang baik. Dia yakin ibadah Natal tahun ini dan tahun-tahun berikutnya akan berjalan lancar. "Saya berharap umat kristiani dapat merayakan Natal, dan beribadah tanpa ada gangguan," katanya.