Muhammadiyah Persilahkan PAM Dijadikan Partai

Reporter

Editor

Kamis, 23 Desember 2004 17:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Muhammadiyah tidak akan menghalangi ataupun menyetujui deklarasi pembentukan Perhimpunan Amanat Masyarakat (PAM). Muhammadiyah juga tidak akan menghalangi apabila PAM yang didirikan sejumlah tokoh muda Muhammadiyah dijadikan partai politik. Menurut Wakil Ketua Muhammadiyah, Din Syamsudin, pendirian organisasi atau partai politik adalah hak mereka, apapun alasannya. Namun Din mengingatkan, agar Muhammadiyah tidak disangkutpautkan dengan partai politik apapun. “Itu harga mati. Partai baru apapun tidak boleh mengaitkan Muhammadiyah dengan kancah politik praktis. Kalau individu disilahkan, tapi tidak oleh organisasi,” kata Din kepada wartawan dikantor wakil presiden Jakarta, Kamis (23/12). Sejumlah tokoh muda Muhammadiyah, diantaranya yang tergabung dalam Pemuda Muhammadiyah, berniat menjadikan PAM sebagai bakal partai politik. Mereka beralasan, suara Muhammadiyah tidak lagi dapat disalurkan melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam kesempatan ini juga, Din menanggapi pernyataan dukungan sejumlah pengurus daerah PAN yang mencalonkannya sebagai ketua umum PAN. Menurut Din, dirinya lebih memilih aktif dalam gerakan kultural dan dakwah daripada terjun di partai politk. Alasannya, dirinya bukan anggota maupun pengurus PAN. Selain, Din telah mendapatkan amanat sebagai Wakil Ketua PP Muhammadiyah. “Tidak etis kalau saya tinggalkan,” katanya. Namun, sebagai kader Muhammadiyah, Din mengibaratkan dirinya sebagai prajurit. “Terserah Muhammadiyah, dimana peran saya yang paling tepat,” katanya. Din mengaku saat ini telah menerima pernyataan dukungan dari beberapa pengurus daerah PAN. “Dukungan begitu kuat agar saya menjadi ketua umum PAN, tapi begitu deras juga dukungan agar saya tetap di Muhammadiyah,” ujarnya. Menurut Din, sebagai partai modern dengan platform terbuka, PAN punya potensi untuk menjadi besar. Selain mempunyai dukungan nyata dari kalangan terpelajar, PAN juga merupakan “partai tengah” seperti halnya Golkar dan PDIP. Untuk menjadi besar, yang dibutuhkan PAN menurut Din adalah kepemimpinan politik yang handal, komunikator politik yang piawai dan operator politik yang profesional. “Kalau itu digabungkan dengan kekuatan kepemimpinan Amien Rais, PAN bisa besar,” katanya. Diakuinya, PAN masih punya kelemahan yaitu ketergantungan kepada popularitas Amien Rais. Sapto Pradityo, Tempo

Berita terkait

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

14 menit lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

4 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

6 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

6 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

7 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

10 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

11 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

12 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

12 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

24 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya