Pengendara motor melintasi gedung Wisma Atlet di Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat 18 Mei 2012. Proyek senilai 1,2 trilyun ini dikerjakan oleh PT Wijaya Karya dan PT Adhi Tbk. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Bu Pur atau Sylvia Sholeha disebut ikut memuluskan anggaran Hambalang. Dalam pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi pada 28 Mei 2013, Bu Pur menceritakan perannya dalam proyek Hambalang.
Ia, misalnya, menghubungi Sudarto, Kepala Subdirektorat II Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, untuk menanyakan fulus Hambalang. Di lapangan, Sylvia mengandalkan Widodo Wisnu Sayoko dan Arif Gunawan--alias Arif Gundul--sebagai operator.
Sylvia menghubungi Sudarto lewat pesan pendek pada 24 November 2010. Seperti tertera dalam dokumen pemeriksaan, Sylvia menulis: “Ass Wr wb Met sore Pak. Saya Ny Purnomo, mohon izin, menanyakan bila tidak merepotkan. Apakah surat dari Kemenpora sudah turun dari Ibu Wamen? Mohon saran dan arahan saya dengan Pak Widodo, Arif Botak dan Pak Dedy Kusdinar adalah sama.”
Permohonan kontrak tahun jamak yang diajukan Kementerian Pemuda dan Olahraga diajukan pada Juni 2010. Ini syarat proyek Hambalang bisa dibangun. Namun, Kementerian Keuangan tak langsung menyetujui. Sylvia bersama Widodo Wisnu Sayoko dan Arif Gunawan kemudian bergerilya. Akhirnya pada 6 Desember 2010, Kementerian Keuangan menyetujui permohonan Kemenpora.
Lewat surat yang diterima Tempo pada Kamis malam pekan lalu, Sylvia membantah isi dokumen pemeriksaan KPK tersebut.