Billah: Pembunuhan Munir Wujud dari Kekerasan Negara
Reporter
Editor
Senin, 22 November 2004 16:02 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Para tokoh LSM mendesak pemerintah membentuk tim investigasi independen kasus Munir. Hal itu terungkap pada rapat dengar pendapat Komisi Hukum dan HAM DPR dengan para tokoh LSM di lantai tiga Gedung Nusantara II MPR/DPR Jakarta, Senin (22/11) siang. Dalam rapat, Todung Mulya Lubis mengatakan telah menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjamin agar kasus Munir diselesaikan hingga tuntas. Yaitu, dengan membentuk sebuah tim investigasi yang independen, terdiri dari tokoh-tokoh civil society yang benar-benar kredibel dan dapat dipercaya. ?Ini appeal kami agar kematian Munir yang tragis ini bisa diungkap,? katanya. Aktivis LSM itu mempertanyakan perkembangan investigasi yang dilakukan kepolisian. Mereka meminta kepolisian memberitahukan perkembangan investigasi itu kepada pihak keluarga maupun civil society. Selama ini, mereka telah berusaha bertemu dengan Direktur Utama, pilot hingga pramugari Garuda untuk mengusut kasus ini. Namun diakui Todung, itu tidak gampang. Adnan Buyung Nasution dalam kesempatan yang sama mengatakan kekecewaan yang sangat dalam terhadap peristiwa itu. ?Saya protes dan kecewa berat kepada Deplu,? katanya. Ia mengaku berusaha berkali-kali menelepon Hassan Wirajuda untuk menanyakan hal itu. Namun, sama sekali tidak diangkat. Buyung menilai, kejadian itu merupakan bukti bahwa perubahan dan transparansi yang didengung-dengungkan oleh pemerintah baru hanya omong kosong. ?Tai kucing itu semua,? katanya. Sementara itu, MM Billah, dari Komnas HAM mengatakan bahwa peristiwa pembunuhan terhadap Munir adalah wujud dari kekerasan politik dari negara ini atau paling tidak sebagian dari negara. Hal ini, menurutnya, telah terjadi berulang-ulang dan bila Komisi Hukum dan HAM DPR tidak bertindak dapat pula dianggap membiarkan pembunuhan politik berlangsung di Indonesia. Para tokoh LSM juga mendesak Komisi III menekan pemerintah untuk membentuk tim investigasi yang independen. Selain Todung dan Buyung, hadir juga dalam rapat itu Ketua PBHI Hendardi, Smitha Notosusanto dari CETRO, Ikrar Nusa Bakti dan istri Munir, Suciwati.Indra Darmawan?Tempo