Sejumlah Polisi Wanita Samapta Polrestabes Surabaya melakukan aksi Gangnam Style di depan ratusan buruh yang mulai kelelahan saat aksi Hari Buruh, di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya (1/5). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Meski identik dengan wajah cantik dan penampilan yang gemulai, pendidikan polwan tak kalah kerasnya dengan polisi pria.
Komisaris Besar Sri Handayani, Kepala Sekolah Polwan, menegaskan bahwa siswa sekolah polwan yang melakukan kesalahan juga tak luput dari hukuman fisik. "Itu namanya penguatan, bukan hukuman," kata Sri pada Jumat, 30 Agustus 2013 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di kawasan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Ketika mereka masuk sekolah polwan ada aturan yang harus ditaati oleh pengajar dan siswa. Apabila ada kesalahan kita berikan penguatan sesuai dengan porsi kesalahannya," kata Sri dengan nada enteng.
Hukuman atau penguatan itu bertujuan untuk menegakkan disiplin. "Kami menempa mereka dengan cara itu," kata Sri. Para calon polwan pun, kata Sri, biasanya tidak merasa tertekan. "Justru hukuman itu memberikan kekuatan, mereka akan menyadari kesalahan, tetap semangat dan tidak akan mengulangi kesalahannya," kata Sri. Porsi pendidikan penguatan mental, kata dia, memang lebih besar selama pendidikan polwan. Baca Edisi Khusus Polwan Jelita di sini.