Lian Gogali, Si Kristen Kawan Kombatan Muslim

Reporter

Editor

Pruwanto

Rabu, 21 Agustus 2013 06:43 WIB

Seorang wanita Lian Gogali (kiri) yang mendirikan sekolah perempuan untuk ibu-ibu korban konflik di Poso, saat diskusi bersama ibu-ibu di pantai Imbo, Kelurahan Madale, Kecamatan Poso Utara, Sulawesi tengah, (24/7). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Jakarta:Perjuangan Lian Gogali, 35 tahun, dalam mendirikan sekolah perempuan Mosintuwu di Poso mengarungi suka dan duka. Impiannya untuk merekatkan kembali hubungan Muslim-Kristen di Poso kerap menghadapi tantangan. Tapi, Lian juga mengalami pengalaman yang unik.

Salah satu peristiwa unik itu adalah “penculikan” Lian pada 2004. Saat itu, lulusan S-2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini tengah mengunjungi pengungsi korban konflik di Kayamanya, Poso Kota.

Sekitar pukul sembilan malam, seseorang yang mengenal Lian mengundang untuk berdiskusi. Dengan senang hati, Lian menuruti ajakan temannya tersebut. Ternyata, Lian bukan dibawa ke forum diskusi, melainkan ke satu tempat di daerah “hijau” (kawasan kelompok muslim). Keganjilan itu makin dirasakan Lian saat digelandang ke sebuah ruangan seluas setengah lapangan badminton. Di tempat ini telah menunggu belasan pemuda, sebagian di antara mereka dikenalnya.

Salah satu dari mereka langsung mencecar ihwal alasan Lian, yang beragama Kristen, mengenakan jilbab. Pakaian itu dianggap sebagai cara menjalankan misi memata-matai kegiatan warga muslim. “Saya sadar benar dengan siapa saya berhadapan,” kata Lian, mengenang kejadian malam itu.

Lian menjelaskan bahwa dirinya tidak mengenakan jilbab, melainkan pelindung kepala dan telinga dari panas serta dinginnya udara. Jawaban itu rupanya tidak bisa diterima. Bahkan Lian disebut sedang melakukan kristenisasi di wilayah Islam.

Abdul Kadir Abdjul, Wakil Ketua Himpunan Pemuda Alkhairaat Kabupaten Poso, mengatakan waktu itu Lian memang dicurigai. Dalam diskusi, dia juga dinilai salah membandingkan nabi versi umat Islam dengan versi umat Kristen. Namun, menurut Abdul Kadir, Lian cukup mampu berargumentasi tanpa menyinggung perasaan para pemuda. “Kalau dia salah menjawab, masalahnya bisa lain,” ujarnya.

Acara debat itu berakhir menjelang pukul tiga dinihari. Ketegangan berangsur cair dan mereka saling memahami keyakinan masing-masing. “Beberapa pemuda malah mengantar pulang Lian sampai di rumahnya,” ujar Abdul Kadir, yang kini menjadi kawan karib Lian. (Baca lengkap: Para Perekat Republik)

STEFANUS TEGUH EDI PRAMONO

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

31 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

47 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya