Pemerintah Sampang Bantah Paksa Syiah Kembali ke Sunni  

Reporter

Senin, 12 Agustus 2013 15:48 WIB

Sejumlah warga Syiah bersama harta bendanya menunggu untuk di pindahkan dari tempat pengungsian di GOR Bulutangkis, Sampang, Madura, (20/6). Ribuan warga dan ulama menuntut warga Syiah dipindahkan dari Madura. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Sampang - Pemerintah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, meminta pihak-pihak yang tidak berkompeten agar tidak memanaskan situasi di Sampang sehingga merusak tahapan rekonsiliasi antara penganut Sunni dan penganut Syiah yang kini sedang dilakukan.

"Berita yang menyebutkan pemda dan ulama memaksa kaum Syiah kembali ke Sunni bisa merusak rekonsiliasi," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sampang Rudy Setiadi, Senin, 12 Agustus 2013.


Sebelum ada pemberitaan itu, kata dia, Pemda Sampang secara perlahan bisa membujuk para ulama untuk bisa memulangkan pengungsi Syiah secara bertahap, alias satu persatu ke Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben. "Karena diberitakan seperti itu, kiai jadi geram. Apalagi ada komentar pembaca yang menyamakan kiai dengan kotoran manusia," ujar Rudy.

Menurut Rudy, tidak hanya bisa mengganggu proses rekonsiliasi, pemberitaan tentang pemaksaan penganut Syiah kembali ke Sunni adalah sebuah kebohongan. Apalagi dalam berita tersebut juga menyebut nama dirinya, Bupati Sampang dan sejumlah kiai, melakukan pemaksaan dan mengancam membakar rumah penganut Dyiah. "Kalau tidak turun ke lapangan, jangan tulis berita. Kalau begini, kan, timbul fitnah. Kami dirugikan," ucap Rudy pula.


Rudy menegaskan, dalam setiap proses ikrar kembali ke Sunni tidak ada unsur paksaan. Mereka sadar untuk kembali ke Sunni setelah dilakukan pendekatan dan diberi pencerahan oleh ulama. "Silakan pejabat yang dituduh melakukan pemaksaan itu dilaporkan ke polisi. Kita buktikan secara hukum ada pemaksaan atau tidak," kata Rudy.

Juru bicara Bassra KH Fudoli Ruham juga membantah melakukan pemaksaan. Dalam pesan singkatnya kepada Tempo, Fudoli menegaskan bahwa ancaman-ancaman muncul karena Syiah ditolak keberadaannya oleh warga sekitar. Ajaran yang dibawa Tajul Muluk itu dianggap menyimpang. "Tidak ada pemaksaan, tidak benar itu," tuturnya.


Fudoli juga mengatakan, kesesatan ajaran Tajul Muluk juga diperkuat fatwa MUI Sampang dan putusan Pengadilan Negeri Sampang yang memvonis bersalah Tajul Muluk.

Beredar berita bahwa hari ini, Senin, 12 Agustus 2013, seorang warga pengungsi Syiah yang sempat pulang kampung ke Karanggayam dan dipaksa meneken ikrar syahadat ulang kembali ke ajaran Sunni berada di di kantor YLBHU di Jalan Batu 1 No. 31 Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta.


Tidak disebutkan nama penganut Syiah tersebut. Namun, dia dipaksa meneken ikrar syahadat ulang kembali ke ajaran Sunni. Karena menolak, dia diancam rumahnya akan dibakar. Bahkan, keselamatannya juga turut terancam.

Pengabut Syiah tersebut akan memberikan kesaksiannya. Di antaranya dengan menjelaskan motif dan cara bagaimana proses pemaksaaan itu terjadi terhadap 35 orang warga Syiah. Mereka terpaksa meneken ikrar. Juga akan dipaparkan siapa saja yang melakukan proses tersebut, mulai dari kiai sampai pejabat daerah.


Advertising
Advertising

MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

20 Februari 2018

212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

Pilkada Sampang diikuti tiga pasangan calon.

Baca Selengkapnya

Pemkab Sampang: Pengungsi Syiah Tetap Bisa Gunakan Hak Politik  

24 Mei 2017

Pemkab Sampang: Pengungsi Syiah Tetap Bisa Gunakan Hak Politik  

Pemkab Sampang menjamin warga Syiah yang mengungsi di Sidoarjo bisa menggunakan hak suaranya dalam pilkada yang akan digelar 27 Juni 2018.

Baca Selengkapnya

Lindungi Peringatan Asyura, Aktivis Puji Polisi Semarang

12 Oktober 2016

Lindungi Peringatan Asyura, Aktivis Puji Polisi Semarang

"Sudah kewajiban kami melindungi. Jika ada yang nekad membubarkan,
akan berhadapan dengan kami,"kata Komisaris Besar Abiyoso Seno Aji.

Baca Selengkapnya

Warga Bubarkan Perayaan Hari Asyura Kaum Syiah di Kendari  

11 Oktober 2016

Warga Bubarkan Perayaan Hari Asyura Kaum Syiah di Kendari  

Hasil mediasi disepakati bahwa perayaan Hari Asyura di Kendari dihentikan.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Penolak Peringatan Asyuro di Semarang

11 Oktober 2016

Ini Alasan Penolak Peringatan Asyuro di Semarang

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah mengelar mediasi membahas polemik soal rencana peringatan Asyuro.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditolak, Peringatan 10 Asyura Kaum Syiah Dialihkan  

9 Oktober 2016

Sempat Ditolak, Peringatan 10 Asyura Kaum Syiah Dialihkan  

Sebelumnya, beberapa orang yang mengatasnamakan diri Forum Umat Islam mendatangi Polda Jawa Tengah menolak kegiatan kaum Syiah.

Baca Selengkapnya

Nasib Ratusan Pengungsi Syiah Sampang Masih Terkatung-Katung  

7 September 2016

Nasib Ratusan Pengungsi Syiah Sampang Masih Terkatung-Katung  

Komisi Nasional Perempuan mendesak pemerintah segera memenuhi hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya mereka.

Baca Selengkapnya

Jadi Pengungsi, Warga Syiah Sampang Merasa Belum Merdeka  

17 Agustus 2016

Jadi Pengungsi, Warga Syiah Sampang Merasa Belum Merdeka  

Pengungsi Syiah merasa masih mengalami diskriminasi karena tinggal di tempat pengungsian sejak 2012.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Melarang Hari Raya Syiah, Wali Kota Bogor Digugat

19 Januari 2016

Gara-gara Melarang Hari Raya Syiah, Wali Kota Bogor Digugat

Wali Kota Bogor dinilai melanggar undang-undang ketika melarang warganya yang menganut Syiah merayakan hari besar agamanya.

Baca Selengkapnya

MUI Yogyakarta Tolak Permintaah FJI Melarang Syiah  

11 Desember 2015

MUI Yogyakarta Tolak Permintaah FJI Melarang Syiah  

"Kami dituduh menodai agama, meresahkan masyarakat, tapi tidak ada buktinya."

Baca Selengkapnya